Investasi 300 Trilyun, Kunjungan Raja Saudi Dinilai Kuatkan Hubungan Bilateral

Investasi 300 Trilyun, Kunjungan Raja Saudi Dinilai Kuatkan Hubungan Bilateral

Sujanews.com —  Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menilai kunjungan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al-Saud  ke Indonesia bersama dengan 1500 rombongan pada 1 Maret 2017, dinilai sangat positif, terutama untuk menguatkan hubungan bilateral kedua negara.

“Kunjungan Raja Salman dengan membawa rombongan dalam jumlah besar ini sangat positif dan perlu dioptimalkan untuk menguatkan hubungan bilateral kedua negara,” jelas Sukamta di Jakarta, Sabtu (25/02/2017) dalam rilisnya ke redaksi.

Menurut Sukamta, setidaknya ada 2 (dua) agenda besar yang dapat dibicarakan antara Indonesia dan Arab Saudi. Pertama, kunjungan Raja Salman ini harus mampu mendorong hubungan yang lebih erat antara Indonesia dengan Arab Saudi. Sehingga, dengan peningkatan hubungan bilateral ini diharapkan memiliki dampak peningkatan volume perdagangan dan investasi.

“Saya mendengar Arab Saudi bersiap investasi senilai 300 trilyun, ini jelas sangat baik bagi Indonesia. Penguatan hubungan bilateral ini juga bisa dimanfaatkan Indonesia untuk mengusulkan solusi perlindungan TKI di Arab Saudi,” jelas Ketua Bidang Pembinaan dan Pengembangan Luar Negeri (BPPLN) DPP PKS ini.

Selain itu yang tentu diharapkan oleh ummat Islam di Indonesia, adanya tambahan kuota Haji.

“Saya berharap dalam pembicaraan yang dilakukan pemerintah RI bisa mendorong adanya kesepakatan atau MOU kedua belah pihak atas 3 hal tersebut dan ini akan sangat bermakna bagi Indonesia,” ujar Sekretaris Fraksi PKS DPR RI ini.

Kedua, agenda yang tidak kalah strategis adalah menguatkan peran kedua negara dalam isu regional Asia, khususnya di kawasan dunia Islam. Sukamta memaparkan Indonesia merupakan negara berpenduduk Islam terbesar, sementara Arab Saudi dengan keberadaan Makkah dan Madinah sebagai Kota Suci Umat Islam dihormati oleh negara-negara Islam.

Sehingga, Indonesia dan Arab Saudi dapat lebih memainkan memainkan peran strategis untuk mendorong upaya meredakan konflik dan ketegangan di negara-negara Islam.

“Pembicara soal ini akan sangat terkait dengan isu terorisme yang katanya akan dibahas oleh kedua negara. Selama konflik terus berjalan, akan menyuburkan tumbuhnya kelompok seperti ISIS. Maka resolusi konflik perlu diwujudkan dan saya optimis kedua negara dapat memainkan peran ini dengan baik,” kata wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Yogyakarta ini.

Menurut Sukamta, peran strategis kedua negara juga dapat dikembangkan untuk membangun masa depan dunia Islam yang mampu bersaing di tataran global.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir menilai kunjungan Raja Salman sangat bersejarah dan menjadi momentum yang sangat baik bagi Indonesia. Presiden Jokowi akan menyambut langsung kedatangan Raja Salman di Bandara Halim Perdana kusuma Jakarta.

“Selama ini pembicaraan di level regional sering didominasi pekerjaan rumah isu politik keamanan, saya kira dunia Islam perlu punya agenda setting sendiri, seperti penguatan kerjasama peningkatan sains dan teknologi, pengembangan industri, kerjasama sosial dan budaya. Ini akan lebih konstruktif membawa kemajuan,” tutup Sukamta.

Kedatangan Raja Salman dengan membawa nilai investasi sejumlah proyek infrastruktur sangat besar diperkirakan mencapai USD25 miliar atau Rp300 triliun.

Pertemuan kedua negara diharapkan menghasilkan beberapa nota kesepahaman (MoU). Di antara bidang kerja sama yang akan dikembangkan kedua negara adalah kebudayaan, kesehatan, pengembangan Islam dan wakaf, serta mempromosikan Islam lewat pertukaran dakwah.   [Sujanews.com]