Usaha China Selamatkan Ekonomi dari Kebangkrutan Akibat Virus Corona


Usaha China Selamatkan Ekonomi dari Kebangkrutan Akibat Virus Corona

Virus corona yang menyebar di sejumlah wilayah di China, membuat negara tersebut terpuruk. Tak hanya dari segi kondisi kesehatan, kondisi ekonomi China juga semakin melemah akibat virus tersebut.

Hingga Senin (3/2), sebanyak 361 orang dan 17.205 orang terinfeksi virus di sejumlah negara. Tak ada aktivitas seperti biasanya di China. Sejumlah negara juga melarang warga mereka berkunjung ke negeri tirai bambu tersebut.

Begitu juga sebaliknya, sejumlah negara di dunia melarang warga China masuk ke negara mereka. Alhasil, China seperti terisolasi dari dunia internasional.

Berbagai cara pun dilakukan pihak China untuk menyelamatkan ekonomi negaranya. Berikut ulasannya:


Ekonomi China Anjlok dari Segi Pariwisata
Pasar saham Shanghai anjlok hampir 2,8 persen dan yuan semakin melemah, Kamis (23/1). Hal ini disebabkan karena pemerintah China menutup semua transportasi umum di Wuhan, kota yang menjadi pusat munculnya virus corona. Dua kota lagi juga ditutup sementara.

Kemudian, sejumlah perjalanan lewat udara turun 41,6 persen, perjalanan kereta api sebesar 41,5 persen dan transportasi darat di jalan raya menurun 25 persen.


China Menurunkan Suku Bunga
Untuk mengatasi melemahnya ekonomi China akibat virus corona, Bank Central China akhirnya menurunkan suku bunga, Senin (3/1). Bank People of China menurunkan suku bunga repo terbalik tujuh hari menjadi 2,40 persen dari 2,50 persen dan memotong tenor 14 hari menjadi 2,55 persen dari 2,65 persen.


Ekspor Impor Barang China Dihentikan
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad, menyebut bahwa dampak sebaran virus Corona dari China tidak hanya mengganggu sektor pariwisata di Tanah Air melainkan juga sektor perdagangan. Salah satunya yakni turunnya impor barang dari China.

"Misalnya banyak produk yang kita impor dari China akan berkurang, misalnya buah buahan, sehingga kemungkinan permintaan dari kita berkurang," kata dia, Minggu (2/2/2020).

Tak hanya impor, beberapa produk ekspor Indonesia ke China juga akan melemah. Sebab secara otomatis negeri Tirai Bambu tersebut akan mengurangi jumlah permintaannya.

"Apalagi secara global banyak pabrik di China yang mengurangi produksi karena penduduk tidak bisa bekerja akibat Virus Corona," kata dia.


Bank China Dapat Suntikan Dana
Bank Central China mendapat suntikan dana sebesar 1,2 triliun yuan (USD 174 miliar) dari Bank Rakyat China (PBOC), Senin (3/2). Hal ini dilakukan setelah pasar dibuka sejak Tahun Baru Imlek dan adanya virus corona.

Aktivitas di China yang semakin sepi, membuat pemasukan China semakin berkurang. Suntikan dana itu kemudian dimaksudkan untuk mendukung perusahaan yang terkena dampak epidemi virus.