Harga Pangan Meroket, Pemerintah Diminta Potong Mata Rantai Perdagangan

Harga Pangan Meroket, Pemerintah Diminta Potong Mata Rantai Perdagangan

SujaNEWS.com — Pemerintah perlu memotong mata rantai perdagangan untuk menekan harga sejumlah komoditas bahan pangan, sehingga tidak hanya bergantung pada operasi pasar atau menggelar bazar murah di berbagai daerah.

"Yang terpenting dilakukan sekarang adalah mau tidak pemerintah memotong mata rantai perdagangan yang dikuasai oleh segelintir orang yang mengendalikan harga kebutuhan pokok rakyat," kata Ketua Bidang Pertanian dan Kedaulatan Pangan Gerakan Pemuda Ansor Hadi Musa Said dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu (18/6/2016).

Menurut dia, gencar dilakukan operasi pasar dan bazar murah dinilai tidak cukup untuk menghentikan kecepatan kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok pada puasa Ramadan ini.

Dia berharap pemerintah melakukan langkah yang tegas untuk menekan harga, mengingat pedagang eceran di pasar lazimnya hanya mengikuti patokan para cukongnya.

"Presiden harus mampu mempersempit ruang gerak mereka dengan mengambil alih jalur distribusi bahan pangan, sehingga pedagang pun terbebas dari para mafia," ujarnya pula.

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan pengusaha wajib membangun rantai pasok pangan yang efektif, antara lain dalam menghadapi peningkatan permintaan bahan makanan seperti pada bulan puasa dan lebaran.

"Dunia usaha wajib membangun rantai pasokan pangan yang efektif dan efisien dengan melibatkan para pelaku pasar secara proporsional dan seimbang," kata Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan P Roeslani di Jakarta, Selasa (14/6).

Apalagi, menurut dia, Kadin merupakan induk organisasi pengusaha nasional yang memainkan peranan penting dalam menjaga stabilitas harga pangan, baik pengadaan bahan pangan di dalam negeri maupun untuk impor.

Sebelumnya, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ingin anggotanya meningkatkan kapasitas produksi dan memangkas rantai pasok barang, utamanya bahan pokok dalam menjaga kestabilan harga pada bulan puasa.

"Kami sudah minta anggota untuk meningkatkan produksi dan pangkas rantai pasok yang panjang," kata Ketua Umum Hipmi Bahlil Lahadalia.

Menurut dia, anggota Hipmi sejatinya sudah menaikkan kapasitas produksi menjelang bulan puasa. Hanya saja, permintaan saat puasa juga naik tajam, sehingga antara pasokan dan permintaan tidak sinkron.

Karena itu, Bahlil meminta anggotanya agar memangkas rantai pasok bahan pokok yang panjang, dan marginnya diserahkan ke konsumen dalam bentuk pengendalian kenaikan harga.

Namun ia mengakui bahwa tidak mudah melakukan pemangkasan rantai pasokan bahan pokok, mengingat distribusi barang di Tanah Air sangat jauh dan panjang.

Dia menyatakan peran banyak distributor dan agen-agen dinilai sangat strategis. "Salah-salah pangkas malah barangnya enggak nyampe ke pedagang. Kita juga hati-hati," ujarnya pula.

Hipmi telah meminta bantuan pemerintah dengan menambah impor, karena kapasitas produksi di dalam negeri yang eksisting bisa juga sudah mencapai puncaknya. (icl)