Menurutnya, pernyataan Ahok, sapaan akrab Basuki, tersebut menanggapi rencana dirinya yang akan menempuh jalur class action atau gugatan berkelompok jika Pemprov DKI nekad menggusur Kampung Luar Batang.
“Sebagai kuasa hukum warga Luar Batang dan sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang punya hati nurani, saya merasa sangat prihatin dengan sikap Ahok yang arogan tersebut,” ujarnya dalam pernyataan sikap yang diterima hidayatullah.com, Selasa (24/05/2016).
Terlebih, terang Yusril, Ahok mengancam akan menggusur warga Luar Batang pada Juni 2016 jika rusunawa sudah selesai.
“Ini artinya, penggusuran akan dilakukan pada saat warga tengah melaksanakan ibadah puasa bulan Ramadhan. Masya Allah ada pemimpin seperti itu, bersikap zalim di tengah mayoritas warga Jakarta yang beragama Islam,” ungkapnya.
Jika Ahok tetap nekad menggusur, kata dia, maka terbukti bahwa Ahok adalah pemimpin yang tidak taat hukum dan berani melawan hukum. Ia menjelaskan bahwa kepemilikan warga atas tanah di Luar Batang adalah sah dan dilindungi undang-undang. Dan pihak-pihak yang merampas hak warga adalah tindakan melawan hukum.
“Saya pun membela warga Luar Batang sebagai kuasa hukum karena mereka merupakan pemilik sah atas tanah mereka,” tukas Ketua Umum Partai Bulan Bintang ini.
Selain itu, Yusril menuding bahwa Ahok juga terbukti hanya membela kepentingan pengembang yang akan membangun bisnisnya di Kampung Luar Batang. Hal itu, kata dia, sebagaimana diakui Ahok kalau kampung Luar Batang akan digusur karena akan dibangun plaza dan tempat parkir hingga yang tersisa hanya bangunan masjid.
“Memisahkan masyarakat Luar Batang dari bangunan masjid adalah memisahkan manusia dari kebudayaan dan trasisi beragama. Mana bisa masjid akan hidup dengan syiar keagamaan tanpa ada masyarakatnya. Ini adalah cara-cara yang pernah dilakukan kolinialis pada zaman dahulu kepada rakyat kita,” tandasnya.
Untuk itu, Ia meminta agar Ahok untuk menghentikan teror-teror yang menakutkan warga Luar Batang dengan ancaman penggusuran.
“Janganlah membuat warga Luar Batang tidak tenang dan tidak khusyuk dalam menjalankan puasa dan ibadah lainnya selama bulan Ramadhan. Jakarta bisa dibangun tanpa harus menggusur rakyat yang lemah,” pungkas Yusril.