Dukung Donald Trump, Dua Pria Pukuli dan Kencingi Gelandangan

Dukung Donald Trump, Dua Pria Pukuli dan Kencingi Gelandangan
SujaNEWS.com — Dua bersaudara asal Boston, yang didakwa memukuli dan mengencingi seorang gelandangan Meksiko serta mengatakan kepada polisi "Donald Trump benar, semua penduduk gelap ini harus diusir," dijatuhi hukuman penjara.

Scott Leader (38) dan Steve Leader (30) sebelumnya telah mengaku bersalah atas dakwaan tersebut, yang menyebabkan cedera dan melanggar hak asasi manusia, serta dakwaan lain yakni menyerang dan memukuli dengan senjata berbahaya.

Scott divonis tiga tahun penjara sementara Steve dibui 1,5 tahun, kata Kantor Kejaksaan Suffolk dalam sebuah pernyataan, Senin (16/05/2016).

Mereka juga akan menjalani hukuman percobaan selama tiga tahun setelah masa hukuman penjara mereka selesai.

Leader bersaudara ditangkap pada 19 Agustus atas dugaan memukuli Rodriguez (58) yang tengah tidur di stasiun kereta api bawah tanah. Kedua tersangka mengatakan kepada polisi mereka menyasar korban karena yakin bahwa ia adalah seorang imigran gelap.

Korban, Guillerno Rodriguez, mengatakan dalam pernyataan bahwa ia adalah penduduk tetap.

"Saya datang ke negara ini bertahun-tahun lalu dan bekerja keras di lahan pertanian untuk masyarakat di sini. Saya menjadi penduduk tetap negara ini bertahun-tahun lalu, namun kalaupun saya ini seseorang tanpa dokumen tetap saja tidak layak untuk dipukuli seperti itu," kata Rodriguez dalam pernyataan tertulis, yang dibacakan Asisten Jaksa Nicole Rimar sebelum vonis dijatuhkan.

Pasangan itu memukul dan menendang Rodriguez, salah seorang diantaranya berulangkali memukulnya dengan batang besi, sebelum keduanya berlalu sambil tertawa, kata jaksa.

Menurut laporan polisi, mereka mengatakan kepada petugas, "Donald Trump benar: Semua penduduk gelap ini harus dipulangkan."

Jaksa menambahkan, Scott Leader mengatakan kepada petugas bahwa ia yakin serangan itu dibenarkan karena korban adalah gelandangan dan keturunan Amerika Latin. Pasangan itu juga dituduh mengancam polisi saat dalam tahanan.

Trump, calon kandidat presiden AS yang cukup vokal soal imigrasi mengusulkan untuk membangun dinding di perbatasan AS-Meksiko dan berjanji, jika terpilih ia akan mendeportasi sekitar 11 juta imigran gelap yang sudah berada di Amerika Serikat.

Trump, pengembang perumahan mewah dan pionir program televisi, awalnya menggambarkan serangan itu sebagai hasil dari pandangan yang terlalu bersemangat soal imigrasi, namun kemudian menyebut aksi tersebut "mengerikan".

Kuasa hukum kedua lelaki itu hingga Senin malam belum bisa dihubungi untuk dimintai tanggapannya.