Erdogan Ajak Negara-Negara Islam Ciptakan Ukhuwah Dalam Aksi Nyata

Erdogan Ajak Negara-Negara Islam Ciptakan Ukhuwah Dalam Aksi Nyata
SujaNEWS.com — Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan menekankan pentingnya memperhatikan berbagai tehnis pengembangan dan kebangkitan Umat Islam, dan menerjemahkan hubungan ukhuwah antar negara-negara Muslim secara konkrit.

“Kita, negara-negara Muslim wajib memperhatikan dan fokus dalam menciptakan perkembangan dan kemajuannya. Hubungan persaudaraan dan persahabatan antar negara-negara Muslim hendaknya tidak terbatas pada omongan belaka, melainkan harus  dilakukan secara konkrit dalam aksi-aksi nyata,” ujar Erdogan dilansir turkpress.co,  berbahasa Arab, Kamis (14/04/2016).

Pernyataan itu disampaikan Erdogan pada pidato pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ke-13 yang  diprakarsai oleh Turki sebagai tuan rumah, dimana Erdogan menyinggung betapa pentingnya saling mendukung antar negara-negara Muslim demi membela dan membantu kaum Muslimin yang terjajah dan teraniaya diberbagai belahan dunia.

Erdogan juga menjelaskan negara-negara Muslim wajib mencari sendiri solusi untuk menghadapi teroris secara mandiri tanpa harus bergantung dengan pihak-pihak asing.

Pasukan-pasukan asing senantiasa melakukan intervensi di negara-negara Muslim untuk menguras minyak dengan topeng perang melawan teroris.

Erdogan menekankan pentingnya memerdekan Masjid Aqsha dan mengingatkan kembali bahwa sebab utama dibentuknya Organisasi Kerjasama Islam pada awalnya adalah sebagai respon atas pelecehan terhadap Masjid Aqsha.

Erdogan Mengatakan, “Kita wajib bekerja keras untuk memerdekakan tanah haram ketiga umat Islam ini, karena pada tahun 1969 didirikannya Organisasi Kersama Islam ini dengan latar belakang pelecehan terjadap Al-Aqsha. Tapi meski sudah berumur setengah abad sejak didirikan organisasi ini namun nyatanya belum ada aksi-aksi konkrit yang dapat kita lihat di lapangan untuk dapat mengusir penjajahan terhadap Al-Aqsha. Kita wajib bekerja keras untuk mewujudkan Palestina merdeka dan mandiri, serta terbebas dari berbagai penindasan.”

Erdogan mengingatkan bahwa permasalahan pertama yang harus kita kaji dan kita selesaikan adalah fitnah sektarian.

“Fitnah sektarian harus menjadi prioritas untuk kita selesaikan. Semua kita Muslim, jadi sudah tidak seharusnya kita mengatakan saya sunni dan  kamu syiah. Karena saya Muslim, sebagaimana ada 1,7 milliar Muslim diseluruh dunia.”

Erdogan menyinggung bahwa Eropa menerapkan standar ganda terkait siasat  perang melawan teroris.

“Sangat disayangkan bahwa negara-negara Barat selalu menggunakan standar ganda terkait perang melawan teroris. Pada KTT Keamanan Nuklir (Nuclear Security Summit) mereka banyak bicara terkait operasi-operasi teroris yang terjadi di Paris dan Brussels, tapi tidak sedikitpun mereka menyinggung serangan teroris yang terjadi di Istambul, Ankara dan Lahore.”
'Dosa-dosa dan kebodohan-kebodohan' Erdogan terhadap hak Ummat Islam
Erdogan juga menyebutkan tidak ada yang mewakili kaum Muslimin di dewan keamanan PBB, padahal 25 persen dari penduduk bumi ini adalah kaum Muslimin.

Erdogan mengatakan, “Sekarang dunia sudah berubah, dalam rangka mewujudkan dunia yang berkeadilan, kita  Kita harus menyerukan restrukturisasi Dewan Keamanan PBB, dan kita harus optimis dengan usulan ini, kalau kita pesimis maka kondisi umat Islam akan begini terus dan tidak akan berubah. Jangan lupa bahwa Umat Islam mewakili 1/4 penduduk bumi, dan tidak ada yang mewakili kita di Dewan Keamanan PBB. Kok bisa!?”

Dalam pidatonya, Erdogan mengusulkan untuk menyelenggarakan KTT Khusus Untuk Muslimah yang bermarkaz di Istambul, agar kaum Muslimah dapat mengkaji berbagai permasalahan dan problematika yang mereka hadapi. “Saya mengusulkan untuk menyelengarakan berbagai muktamar dan KTT khusus untuk perempuan Muslimah. Karena wanita Muslimah memiliki permasalahan dan problematikanya sendiri yang mana mereka lebih memahaminya ketimbang kita kaum lelaki, sehingga sudah sangat tepat jika mereka sendiri yang mengkajinya, dan bukan kita. Seperti apapun kita mencoba untuk memahami problematika dan kesulitan-kesulitan mereka maka kita tidak akan dapat memahaminya seperti mereka,” pungkasnya.*/Kivlein Muhammad

Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar