SujaNEWS.com — Salah seorang dosen Universitas Indonesia bernama Ade Armando mengeluarkan pernyataan kontroversial yang bernuansa intoleran terkait hari Natal. Melalui akun Facebook pribadinya, Ade mempersilahkan pihak yang mengharamkan ucapan Selamat Natal untuk pindah ke Brunei.
“Rekan-rekan yang anti perayaan Natal dan mengharamkan selamat Natal, silahkan pindah ke Brunei ya” tulis Ade Armando di akun Facebook pribadinya kamis (24/12/20150), dengan melampirkan link berita Tribunnews dengan judul”Khawatir Akidah Muslim Rusak, Sultan Brunei Larang Perayaan Natal”.
Pernyataan Ade ini langsung mendapatkan komentar negatif dari para netizen, seperti akun bernama Romadi menuliskan bahwa : “Logika Keblinger Ade Armando merasa bersikap Toleran dengan orang yang berakidah beda tetapi pernyataannya justru menunjukan ia bersikap intoleransi dengan sikapnya yg sering nyinyir dengan pendapat dan sikap sesama muslim yg punya pendapat beda dengannya“.
Senada dengan Romadi, netizen lainya bernama Arief menuliskan : “Bagaimana kalau yang pengen sekali diucapin natal pindah juga ke vatikan, please ya hormati keyakinan masing-masing jangan memaksakan kehendak. Jangan egois“.[islamedia/mh]
“Rekan-rekan yang anti perayaan Natal dan mengharamkan selamat Natal, silahkan pindah ke Brunei ya” tulis Ade Armando di akun Facebook pribadinya kamis (24/12/20150), dengan melampirkan link berita Tribunnews dengan judul”Khawatir Akidah Muslim Rusak, Sultan Brunei Larang Perayaan Natal”.
Pernyataan Ade ini langsung mendapatkan komentar negatif dari para netizen, seperti akun bernama Romadi menuliskan bahwa : “Logika Keblinger Ade Armando merasa bersikap Toleran dengan orang yang berakidah beda tetapi pernyataannya justru menunjukan ia bersikap intoleransi dengan sikapnya yg sering nyinyir dengan pendapat dan sikap sesama muslim yg punya pendapat beda dengannya“.
Senada dengan Romadi, netizen lainya bernama Arief menuliskan : “Bagaimana kalau yang pengen sekali diucapin natal pindah juga ke vatikan, please ya hormati keyakinan masing-masing jangan memaksakan kehendak. Jangan egois“.[islamedia/mh]