SUJA - Menjelang hari ‘H’ pemilihan presiden 9 Juli, situasi politik semakin panas, dan berusaha dibawa ke sistuasi ‘chaos’. Sejak mulai penyerangan TVOne di Yogyakarta dan Jakarta orang yang menjadi pendukung PDIP dan Jokowi. Mereka tidak dapat menerima dengan berita TVOne tentang keterkaitan Jokoowi dengan PKI. Kemarin di Karawang Kantor DPD PKS, juga diserang oleh orang-orang tidak dikenal.
Seperti sudah diskenariokan rencana ‘chaos’ itu, ketika Jokowi kalah dalam pemilihan. Tokoh Katolik Franz Magnis Suseno, menegaskan jika Jokowi kalah, maka kemungkinan besar akan ‘chaos’. Ini sudah menjadi ancaman. Kalangan para pendukung Jokowi dan orang-orang yang dibelakangnya , tidak dapat menerima Jokowi kalah.
Karena, Jokowi sudah dibuat citra, Jokowi pasti menang. Tidak akan kalah. Selama berbulan-bulan survei-survei ‘palsu’ yang membodohi rakyat, Jokowi selalu diatas peringkatnya. Mengalahkan tokoh lainnya, termasuk Prabowo-JK. Tapi, sekarang rakyat mulai sadar, rating yang tinggi semua itu, hanyalah palsu. Jokowi hanyalah ‘gelembung’ busa, dan sengaja dibuat oleh para medi pendukungnya.
Dengan penyerangna TVOne di Yogyakarta, rakyat mulai sadar, para pendukung Jokowi mirip ‘gerombolan’ yang melakukan teror dan tindakan intimadasi dengan cara-cara yang anarkis. Tidak santun. Bahkan, sejak pemberitaan TVOne yang melansir berita tentang adanya keterkaitan PDIP dan Jokowi dengan PKI mereka semakin tidak terkendali. Ini didorong oleh elite PDIP dan Jokowi dengan berbagai pernyataannya.
Menurut Ketua Bidang Hukum FPI, Munarwan SH, diskenariokan adanya ‘FPI Gadungan’, yang akan menyerbu METROTV, ini sebagai membuat citra buruk bagi umat Islam, dan pendukung Prabowo. ‘FPI Gadungan’ ini akan melakukan gerakan anarkis, dan menyerang METROTV, sebagai reaksi pemberitaan METROTV yang terus menjelek-jelekan Prabowo. Ini semua tujuannya menjatuhkan umat Islam dan Prabowo, menjelang pencoblosan.
Munarman, mengatakan, bahwa Sekjen PDIP Cahyo Kumolo, yang melahirkan ‘Serangan 2 Juli 2014’ (SERDADU 14) oleh orang-orang suruhannya ke TVOne di Yogyakarta, dan akan dinetralisir dengan cara-cara yang dramatis oleh Jokowi dalam bentuk ‘SERANGAN BALIK 7 JULI 2014’, yang akan diserang Kantor METRO TV Jakarta. METROTV sendiri sudah dikondisikan untuk menyiapkan sebuah pemberitaan yang ‘KERAS’ yang nantinya digunakan oleh ‘Massa Prabowo’, ungkap Munarman.
Karena itu, Munarman memperingatkan kepada seluruh anggota FPI harus waspada dan meningkatkan kewaspadaan, dan jangan melakukan gerakan apapun, agar tidak satupun anggota FPI yang terlibat dalam aksi penyerangan METROTV. Ini sebuah perangkap atau jebakan kepada FPI, dan FPI akan dikambingkan-hitamkan, tegaskan Munarman. Waspadalah!
Menurut Munarman, informasi ini sudah dikonfirmasi , dan informasi ini dari wartawan METROTV, dan semalam mereka sudah bersiaga untuk meliput ‘FPI Gadungan’, dan aksi ini akan ‘digoreng’, karena dari kemarin malam, informasi ini sudah diterima, jika METROTV akan diserbu ‘FPI Gandungan’ alias ‘FPI Palsu’. Polisi sudah disiagakan sejak kemarin malam, tambah Munarwan. (jj/voa-islam.com)
Seperti sudah diskenariokan rencana ‘chaos’ itu, ketika Jokowi kalah dalam pemilihan. Tokoh Katolik Franz Magnis Suseno, menegaskan jika Jokowi kalah, maka kemungkinan besar akan ‘chaos’. Ini sudah menjadi ancaman. Kalangan para pendukung Jokowi dan orang-orang yang dibelakangnya , tidak dapat menerima Jokowi kalah.
Karena, Jokowi sudah dibuat citra, Jokowi pasti menang. Tidak akan kalah. Selama berbulan-bulan survei-survei ‘palsu’ yang membodohi rakyat, Jokowi selalu diatas peringkatnya. Mengalahkan tokoh lainnya, termasuk Prabowo-JK. Tapi, sekarang rakyat mulai sadar, rating yang tinggi semua itu, hanyalah palsu. Jokowi hanyalah ‘gelembung’ busa, dan sengaja dibuat oleh para medi pendukungnya.
Dengan penyerangna TVOne di Yogyakarta, rakyat mulai sadar, para pendukung Jokowi mirip ‘gerombolan’ yang melakukan teror dan tindakan intimadasi dengan cara-cara yang anarkis. Tidak santun. Bahkan, sejak pemberitaan TVOne yang melansir berita tentang adanya keterkaitan PDIP dan Jokowi dengan PKI mereka semakin tidak terkendali. Ini didorong oleh elite PDIP dan Jokowi dengan berbagai pernyataannya.
Menurut Ketua Bidang Hukum FPI, Munarwan SH, diskenariokan adanya ‘FPI Gadungan’, yang akan menyerbu METROTV, ini sebagai membuat citra buruk bagi umat Islam, dan pendukung Prabowo. ‘FPI Gadungan’ ini akan melakukan gerakan anarkis, dan menyerang METROTV, sebagai reaksi pemberitaan METROTV yang terus menjelek-jelekan Prabowo. Ini semua tujuannya menjatuhkan umat Islam dan Prabowo, menjelang pencoblosan.
Munarman, mengatakan, bahwa Sekjen PDIP Cahyo Kumolo, yang melahirkan ‘Serangan 2 Juli 2014’ (SERDADU 14) oleh orang-orang suruhannya ke TVOne di Yogyakarta, dan akan dinetralisir dengan cara-cara yang dramatis oleh Jokowi dalam bentuk ‘SERANGAN BALIK 7 JULI 2014’, yang akan diserang Kantor METRO TV Jakarta. METROTV sendiri sudah dikondisikan untuk menyiapkan sebuah pemberitaan yang ‘KERAS’ yang nantinya digunakan oleh ‘Massa Prabowo’, ungkap Munarman.
Karena itu, Munarman memperingatkan kepada seluruh anggota FPI harus waspada dan meningkatkan kewaspadaan, dan jangan melakukan gerakan apapun, agar tidak satupun anggota FPI yang terlibat dalam aksi penyerangan METROTV. Ini sebuah perangkap atau jebakan kepada FPI, dan FPI akan dikambingkan-hitamkan, tegaskan Munarman. Waspadalah!
Menurut Munarman, informasi ini sudah dikonfirmasi , dan informasi ini dari wartawan METROTV, dan semalam mereka sudah bersiaga untuk meliput ‘FPI Gadungan’, dan aksi ini akan ‘digoreng’, karena dari kemarin malam, informasi ini sudah diterima, jika METROTV akan diserbu ‘FPI Gandungan’ alias ‘FPI Palsu’. Polisi sudah disiagakan sejak kemarin malam, tambah Munarwan. (jj/voa-islam.com)