“Wajar, karena Jokowi adalah kader PDI Perjuangan yang mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yaitu seorang terdakwa penodaan agama Islam menjadi calon Gubernur Jakarta 2017-2022,” ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/3).
“Sangat lumrah pernyataan itu dilontarkan Jokowi sebagai dukungan dan keberpihakan kepada Cagub PDIP tersebut,” tuturnya.
Yang menjadi tidak lumrah, lanjut dia, adalah ketika pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam kapasitasnya sebagai Presiden. Presiden tidak boleh salah, meski secara pribadi Jokowi boleh salah.
Menurut dia, pernyataan pemisahan agama dengan politik itu menjadi erat hubungannya dengan pernyataan Karl Max leluhur komunis tentang agama.
Bahkan, ia menyebut pernyataan Jokowi tersebut sebuah kesalahan besar karena UUD 45 sebagai konstitusi negara tertuang bahwa negara berdasar pada Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk memisahkan Agama dengan Politik. Kader PDIP itu beralasan penggabungan keduanya menyebabkan gesekan antarumat.
Fadlan Syiam Butho [aktl/Sujanews.com]