Salah satunya adalah menjadikan ajaran agama sebagai pedoman dalam melakoni dunia politik. Karena itu ia berpandangan politik dan agama tak dapat dipisahkan.
“Ada beberapa ciri kepemimpinan Gus Dur,” ujar Muhaimin dalam peresmian ‘Sekolah Kepemimpinan Gus Dur’ di Kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, (26/3).
“Hal itu adalah berlandaskan tauhid (Ketuhanan), kerakyatan, dan kemanusian. Dalam hal ini jelas Gus dur tidak memisahlan agama dengan politik. Agama malah menjadi rambu sekaligus pemandu langkah politik,’’ sambung dia.
Menurut pria dengan sapaan akrab Cak Imin itu, ciri kepemimpinan Gus Dur melekat di benak publik hingga sekarang. Sebab Gus Dur kerap memperjuangkan nasib rakyat kecil hingga menjadikan Gus Dur seorang bapak bangsa yang terus dikenang.
“Bukti itu terlihat sangat jelas. Semenjak beliua wafat pada tahun 2009 lalu hingga sekarang makamnya selalu di ziarahi begitu banyak orang tanpa putus selama 24 jam.” “Adanya fenomena ini maka jelas menjadi fakta bahwa sosok di begitu melekat ke dalam sanubari rakyat. Meski hanya 22 bulan menjadi presiden Gus Dur ternyata mampu memberikan jejak kepemimpinan kepada bangsa kita ini,’’ papar Cak Imin lagi.
Senada dengan Muhaimin, Menko Kemaritiman Luhu Binsar Panjaitan mengatakan salah satu sisi kepemimpinan Gus Dur yang menjadi warisan bagi bangsa Indonesia sampai sekarang adalah kemampuannya di dalam mengayomi seluruh lapisan masyarakat. Gus Dur hadir mampu melihat hubungan manusia dan bangsa ini secara utuh.
“Gus Dur tidak meningalkan warisan kebendaan yang banyak. Bahkan dia termasuk sosok presiden yang hidupnya paling sederhana. Saya lihat sendiri kalau dia punya sesuatu pasti langsung dibagi-bagikan kepada yang lain. Beliau betul-betul bisa melaknsakan Islam sebagi penegak ke Indonesiaan dan Islam sebagai rahmatan ll’alamin,’’ kata Luhut.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo terang-terangan meminta berbagai pihak untuk memisahkan persoalan politik dan agama. Kader PDIP itu beralasan hal ini guna menghindari gesekan antarumat. [Sujanews.com]