Transplantasi hati berlangsung pada tanggal 28 Desember 2016 lalu, dan kisahnya itu menjadi berita utama media dalam pekan pertama tahun ini.
Kepada Al Arabiya, Anzi menjelaskan bahwa apa yang memotivasi dirinya untuk memutuskan memberikan sebagian dari hati nya, adalah foto anak balita bernama Bashayir al-Rashidi.
“Foto Bashayir menyentuh saya, saya berempati dengannya. Dia hanya seorang anak yang tidak bisa mengungkapkan rasa sakit yang dia rasakan dan pada saat bersamaan terlintas dalam pikiran saya untuk membantunya. Dan tanpa ragu-ragu saya menghubungi ayahnya untuk memberitahukan kepadanya tentang keputusan saya. Itu terjadi empat pekan yang lalu.”
“Koordinator donasi di rumah sakit Fahd al-Ahmari memberikan saya penjelasan terkait donor organ tubuh sebelum operasi berlangsung. Tapi sebagai seorang perawat saya memiliki gambaran umum tentang transplantasi medis. Para ahli bedah juga benar-benar menjelaskan kepada saya semua aspek operasi dan itu menambah tekad saya,” jelas Anzi.
“Ibu saya dan kakak mendukung keputusan saya bahkan ibu saya menyertai serta menemani saya untuk umrah sebelum akhirnya saya menuju ke Riyadh untuk melakukan tes medis, kemudian kembali ke kota saya Jawf,” papar Anzi.
“Kemudian saya melakukan perjalanan kembali ke Riyadh untuk pemeriksaan lebih lanjut dengan melakukan CT scan, dan setelah tiga kali bolak balik pemeriksaan akhirnya saya enjalani operasi.”
“Saya dirawat di rumah sakit selama seminggu. Saya telah melihat Bashayir setelah dia keluar dari Unit Perawatan Intensif, sebelum saya pulang,” lanjutnya.
Anzi juga menjelaska bahwa tindakannya itu bukan untuk mencari sensasi agar disorot media, namun murni karena dorongan dari hati yang paling dalam. Dan ia terkejut selama ia menjalani perawatan, banyak pejabat pemerintah termasuk Menteri Kesehatan, membezuk saya untuk memberikan semangat dan dukungan. [IP/Sujanews.com]