Sujanews.com — Tidak ada satu pun keluarga di dunia ini yang menginginkan hadirnya masalah dalam keluarga mereka. Baik pasangan yang baru menikah atau yang sudah bertahun-tahun mengarungi bahtera rumah tangga, pasti menginginkan pernikahan mereka jauh dari kata “masalah”. Akan tetapi tidak ada satu pun bentuk kehidupan di dunia ini yang berjalan mulus tanpa adanya ujian di dalamnya. Kita juga harus selalu meyakini bahwa kehadiran setiap masalah dalam keluarga kita adalah ujian yang dihadirkan oleh Allah untuk meningkatkan derajat dan kualitas keluarga kita.
Pada umumnya masing-masing pasangan memiliki kemampuan dan cara yang berbeda dalam menyikapi serta mengatasi setiap masalah dalam keluarga mereka. Hal ini biasanya disebabkan oleh perbedaan karakter dan latar belakang setiap pasangan. Akan tetapi solusi apapun yang akan dipilih sebaiknya merupakan solusi terbaik yang mencerminkan karakteristik keluarga Islami. Solusi yang akhirnya dipilih pun sebaiknya dilakukan dengan cara yang baik dan tidak menyakiti salah satu pasangan karena dikhawatirkan masalah yang tidak diselesaikan dengan baik hanya akan menimbulkan masalah baru dalam rumah tangga dan keluarga.
Keluarga yang terdiri dari pribadi-pribadi bijaksana dan dewasa pasti dapat menyelesaikan setiap masalah yang ada, namun tidak semua keluarga mampu mengelola masalah tersebut sehingga tidak berubah menjadi konflik berkepanjangan. Usia pernikahan yang dianggap menjadi bekal dalam menyeselesaikan setiap masalah dalam keluarga, ternyata tidak selamanya terbukti benar. Banyak pasangan muda yang justru pandai mengatasi masalah dalam keluarga mereka meskipun masalah yang mereka hadapi cukup rumit. Hal ini biasanya disebabkan banyak keluarga yang belum mampu mengelola dengan bijak dan cerdas setiap masalah yang mereka hadapi. Mereka cenderung melakukan cara-cara yang instan dan hanya menyelesaikan masalah untuk jangka pendek. Dengan demikian akan memungkinkan munculnya masalah yang sama dalam keluarga mereka.
Hadirnya masalah yang sama dan berulang-ulang dapat memungkinkan berkurangnya kadar keharmonisan keluarga kita. Hal ini sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja karena dapat mempengaruhi kebahagiaan keluarga. Selain itu juga dapat memicu retaknya hubungan antara suami istri yang dapat berakibat buruk bagi keluarga mereka. Oleh karena itu, sikap yang kita lakukan sebaik nya tidak sekedar menyelesaikan tetapi juga mengelola masalah tersebut dengan cara yang bijak dan cerdas agar tidak terulang lagi di kemudian hari. Lantas bagaimanakah langkah-langkah yang dapat kita lakukan untuk mengelola masalah dalam keluarga kita? Cek informasinya di bawah ini:
1. Menyerahkan Segala Urusan Kepada Allah
Setiap hal yang terjadi di dunia ini sudah tentu merupakan kehendak Allah. kehidupan, kematian, rizki dan kesehatan bahkan sebuah daun yang jatuh ke tanah karena tiupan angin sesungguhnya merupakan kehendak dari Sang Maha Pencipta. Ketika hadir masalah dalam keluarga kita, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah mengembalikan segala urusan kepada Pemilik Segala Urusan.
Jika tiba-tiba hadir masalah yang tidak kita harapkan, katakanlah Innalillahi wa inna ilaihi roji’un. Segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah.
Ketika keluarga kita sedang menghadapi masalah, seringkali tanpa sadar kita menyalahkan pihak lain yang mungkin tidak ada kaitannya dengan masalah kita. Tidak hanya itu, kita juga sering bersikap meratapi menyesalinya secara berlebihan sehingga hanya menimbulkan kemudharatan. Padahal semua peristiwa yang terjadi pada semua makhluk adalah atas kehendak dan takdir dari Allah.
Oleh karena itu, jika selama ini kita cenderung mengabaikan eksistensi Allah dalam setiap masalah yang menimpa keluarga kita, inilah saatnya untuk mengevaluasi dan berbenah diri. Kembalikan kesedihan dan kekecewaan kita kepada Allah, lalu berharaplah petunjuk atas semua solusi untuk kebahagiaan keluarga kita. Bukankah Allah tidak akan memberikan masalah diluar batas kemampuan kita? Bukankah dalam setiap masalah tersebut selalu tersimpan solusi yang harus kita cari di mana keberadaannya?
Ajarkanlah kepada setiap anggota keluarga kita untuk selalu menanamkan rasa dan sikap tawakkal kepada Allah. Dengan demikian ketika keluarga kita sedang menghadapi masalah, kita tetap dapat bersikap tenang karena merasa yakin bahwa Allah akan membimbing kita dalam menemukan solusi atas masalah tersebut.
2. Bersiap Diri Dari Kemungkinan Tak Terduga
Pernahkah kita melihat seorang wanita yang meratap berlebihan ketika mendengar suaminya diPHK? Atau seorang anak yang terjerumus ke dalam pergaulan bebas sebagai solusi atas perceraian kedua orangtuanya? Kedua contoh tersebut merupakan gambaran ketidaksiapan kita dalam menghadapi masalah dalam keluarga kita.
Ketika kita menemukan masalah dalam keluarga baik yang hadir karena faktor internal maupun eksternal, sudahkah kita menyiapkan diri sebelumnya? Sudahkah kita bersikap ridho dan ikhlas atas apa yang menimpa keluarga kita? Atau justru meratap dan menyesali peristiwa-peristiwa tersebut?
Salah satu rukun Iman yang wajib kita percayai adalah iman kepada ketetapan Allah yang baik atau buruk. Setiap hal yang terjadi adalah ketetapan yang berasal dariNya. Oleh karena itulah kita sebaiknya mengedukasi setiap anggota keluarga kita untuk dapat mempersiapkan diri menghadapi segala peristiwa yang akan terjadi. Kita harus selalu membimbing keluarga kita agar bersikap ridha dan ikhlas atas setiap ujian dan musibah yang menimpa kita bahkan atas hal-hal yang tidak pernah kita duga sebelumnya. Seperti kata pepatah, sedia payung sebelum hujan, maka dalam hidup pun kita harus mempersiapkan diri dari segala kemungkinan yang akan terjadi.
3. Bentengi Keluarga Dengan Komunikasi
Tidak dapat dipungkiri salah satu pilar yang menopang keharmonisan dan kebahagiaan rumah tangga adalah komunikasi yang baik dalam keluarga. Komunikasi antara suami dengan istrinya, antara ayah dan ibu dengan anak-anaknya atau dengan anggota keluarga lainnya. Tanpa adanya komunikasi setiap permasalahan yang dihadapi tidak akan terselesaikan dengan mudah. Hal itu karena kita tidak mengerti keinginan dari masing-masing anggota. Oleh karena itu ketika hadir masalah dalam keluarga kita baik yang mudah sampai yang terlalu pelik, cobalah membuka kran komunikasi dengan sebaik-baiknya agar masalah yang timbul tidak semakin berlarut-larut.
Setiap anggota keluarga memiliki hak yang sama dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai masalah yang dihadapi. Seorang anak pun berhak memberikan usulannya yang dianggap mampu menjadi solusi bagi masalah keluarganya dan orang tua tidak berhak melarangnya. Ketika masalah yang menimpa mereka tidak bersifat pribadi antara suami istri, orangtua sebaiknya berbicara dengan anak-anak mereka yang dianggap telah dewasa dan mampu diajak bermusyawarah dalam mencari pemecahan atas masalahnya. Selain untuk menanamkan sikap terbuka kepada anak, hal ini juga dapat menjadi salah satu moral education bagi anak agar kelak dapat menghadapi masalah yang mereka hadapi dengan bijaksana dan penuh tanggung jawab.
4. Dibalik Masalah Besar Ada Solusi yang Lebih Besar
Seringkali kita mengeluhkan mengapa masalah yang menimpa keluarga kita sangat sulit dicarikan jalan keluarnya. Terkadang kita juga menganggap bahwa masalah yang kita hadapi adalah masalah yang paling rumit dan paling besar jika dibandingkan dengan masalah orang lain. Padahal belum tentu demikian.
Lamanya waktu yang diperlukan dalam memecahkan suatu masalah tidak selalu dikarenakan masalah itu yang besar, tetapi karena kita sendirilah yang menganggapnya besar. Mungkin saja masalah itu sangat mudah dan justru solusi dari masalah tersebut sangatlah besar dan dekat dengan kita. Oleh karena itu, ketika keluarga kita seadng menghadapi masalah, cobalah untuk tidak membesar-besarkan masalah itu karena kita belum tahu semudah dan secepat apa kita akan menyelesaikannya. Akan tetapi kita juga tidak boleh terlalu meremehkannya. Hal ini karena dikhawatirkan akan membuat kita tidak bersungguh-sungguh menyelesaikannya dengan cara yang baik.
5. Tidak Lelah Menghadapi Masalah
Setiap masalah pada dasarnya adalah rahmat yang diberikan oleh Allah kepada manusia dalam bentuk lain yaitu ujian hidup. Oleh karena itulah kita tidak boleh merasa berputus asa ketika masalah tidak henti-hentinya hadir dalam keluarga kita. jika kita merasa lelah dan berputus asa atas hadirnya masalah dalam keluarga kita, artinya kita telah berputus asa dari rahmat Allah.
Suatu saat kita mungkin akan gagal dalam mengatasi setiap masalah dalam keluarga, atau bahkan kita akan mengalami kegagalan berkali-kali. Akan tetapi kita harus tetap percaya bahwa setiap ujian yang dihadapi pasti akan dilalui. Suatu hari kesedihan akan berubah menjadi kebahagiaan dan air mata akan menjadi senyuman kegembiraan. Tetaplah meyakini bahwa jika kita berhasil mengatasi dan mengelola masalah apapun yang hadir dalam keluarga kita maka Allah akan meningkatkan derajat dan kualitas keluarga kita. Aamiin