“Lho ya iya, kita kan pasti usung kader sendiri. Pasti akan usung kader sendiri,” kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Jumat (16/9/2016).
Menurut Wakil Gubernur DKI itu, kader yang akan diusung PDIP bukan hanya untuk calon gubernur, melainkan juga calon wakil gubernur. “Gubernur dan wakil gubernur ya satu paket. Tidak pisah, dipisahkan,” ujarnya.
Meski demikian, untuk Pilkada DKI, Djarot belum dapat memastikan apakah cagub dan cawagub semua adalah kader PDIP. “Coba kita lihat nanti, iya toh. Kita lihat semua. Yang penting PDIP mengusung,” pungkasnya.
Djarot telah disebut sebagai Cawagub PDIP di Pilkada 2017. Sementara, PDIP belum menyebut nama cagub.
Sebelumnya anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu mengatakan, pengumuman calon yang akan diusung akan dilakukan berbareng saat pendaftaran calon, yakni 21-23 September mendatang.
Terkait nama Ahok yang disebut-sebut bakal dicalonkan PDIP, Masinton mengungkapkan, survei internal yang dilakukan dari akar rumput anak ranting hingga provinsi dengan metode langsung turun ke warga, tingkat kepuasan warga terhadap Ahok terus menurun dan di bawah 50 persen. Sebagai petahana seharusnya bisa di atas 50 persen.
Selain itu, lanjut Masinton, ketika survei internal dilakukan terhadap pendukung Joko Widodo(Jokowi)-Ahok pada Pilkada DKI 2012 lalu, hasilnya juga banyak yang menolak meskipun masih kalah banyak dengan pendukung yang masih menunggu calon PDI Perjuangan nanti.
"PDI Perjuangan adalah partai pengusung bukan pendukung. Kami tidak berpatokan waktu. Basis dari suara warga, bukan imajinasi dan opini," kata Masinton dalam diskusi temuan survei Poltracking Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).
Ketua Repdem itu menjelaskan, sebagai partai yang memiliki pedoman ideologis wong cilik, PDI Perjuangan memastikan tidak akan mengusung calon yang bukan dari suara warga. Apalagi calon tersebut sudah didukung partai lain dan tengah memiliki rumah pemenangan.
Terlebih hasil survei internal PDI Perjuangan terbaru sama seperti apa yang dikatakan mantan Ketua Pelaksana Tugas (PLT) DPD DKI JAkarta Bambang DH. Dimana, 80 persen tidak menyukai petahana dengan gaya kepemimpinannya yang tidak berpihak terhadap wong cilik.