Lecehkan Wanita Bercadar, Restoran Jerman Utara Dibanjiri Kecaman

Lecehkan Wanita Bercadar, Restoran Jerman Utara Dibanjiri Kecaman

Sujanews.com —  Setelah sebuah restoran di kawasan pinggiran Paris menimbulkan kemarahan publik dan memicu protes karena menolak melayani dua perempuan Muslim,  kini  restoran di Bielefeld, Jerman utara, menjadi topik hangat di media sosial setelah mengusir wanita bercadar.

Sebuah pemilik resetoran di Bielefeld Jerman banyak menerima kecaman via online setelah ia menolak melayani seorang wanita mengenakan cadar di wajahnya.

Christian Schulz, pemilik restoran di Seekrug, Bielefeld, mengakui, awalnya ia meminta wanita itu membuka kerudungnya. Namun waniata itu  menolak dan mulai berteriak marah padanya. Akhirnya, Christian meminta wanita itu untuk meninggalkan restoran.

Dikutip laman telegraph.co.uk, Schulz mengatakan tindakan ini dilakukan karena takut untuk keselamatan pelanggan lainnya. Tapi sejak itu dituduh melakukan tindakan “rasis” dan “penerus Hitler” di Facebook.

Restoran Seekrug di Bielefeld menyediakan minuman alkohol dan daging babi, yang haram bagi umat Muslim.

Dalam laman Facebooknya menunjukkan foto-fotonya dengan koki-koki restoran Seekrug yang tampaknya orang Afrika.

Media Jerman melaporkan bahwa dia mempekerjakan karyawan-karyawan dari Nigeria, Ghana, Pakistan, dan Portugal.

Schulz mengatakan kepada surat kabar setempat, dulu dia pernah juga mengusir pengunjung-pengunjung yang mengenakan pakaian merek Thor Steinar, yang populer di kalangan neo-Nazi.

Di Facebooknya, Christian Schulz mengatakan sudah ‘menghapus dua postingannya yang berjumlah hampir 800 komentar’.

DIkutip BBC, pemakai cadar tersebut datang ke restoran pada Sabtu bersamaan dengan sekitar 1000 orang berkumpul di Seekrug untuk merayakan Festival of Light.

Schulz mengatakan dia meminta wanita itu untuk memperlihatkan mukanya, tapi wanita itu menolak dan meninggalkan restoran.

Setelah peristiwa tersebut, Schulz menjadi sasaran komentar-komentar negatif dan cacian-cacian tentang Seekrug di media sosial.

Media Jerman melaporkan beberapa akun Facebook yang mencaci maki dibuat seketika itu juga, setelah insiden terjadi, memperlihatkan ada yang mengkoordinir.

Schulz lalu membela diri di Facebook, dengan mengatakan, “Semuanya (komentar-komentar negatif) yang ditujukan untuk saya sangat keterlaluan, pada Sabtu saya hanya menggunakan hak sebagai manajer restoran.”

Baru-baru ini laman Facebooknya dihujani dengan komentar-komentar yang suportif.

Beberapa pesan di Facebook yang mendukungnya, antara lain adalah Gok Han, yang menulis, “Saya orang Turki dan agama saya Islam. Tapi… masuk ke restoran yang menyediakan bir sebagai seorang Muslim dan berkerudung seluruh tubuh (burka) – saya rasa cukup aneh! Anda seharusnya tidak masuk ke tempat bersosialisasi di mana alkohol dikonsumsi! Tidak pantas.”

Ini bukan kali pertama sikap rasis dan islamophobia Barat kepada Islam. Sebelum ini Sebuah video menunjukkan seorang pemilik restoran di kawasan pinggiran Paris tampak menolak untuk melayani dua perempuan Muslim, menimbulkan kemarahan di Paris dan memicu seruan protes, demikian kutip BBC, Senin (29/08/2016).

Dalam video, yang menyebar di media sosial, pria itu menyatakan kepada perempuan yang menggunakan hijab,” Teroris adalah Muslim dan seluruh Muslim adalah teroris.”

Insiden terjadi di restoran Le Cenacle di Tremblay-en-France pada Sabtu (27/08/2016) malam.  Kedua wanita itu menangis mendengar ucapan kasar manajer Restoran Le Cenacle di Tremblay-en-France, Prancis.

Manajer restoran itu langsung menemui mereka. ”Saya tidak ingin orang-orang seperti Anda di tempat saya, saya akan membuat hal yang jelas,” kata manajer restoran itu, seperti dalam rekaman video.*