Reshuffle, Menteri Diperlakukan Seperti PRT

Reshuffle, Menteri Diperlakukan Seperti PRT

SujaNEWS.com — Kemarin adalah 27 Augustus 2016, berarti pas sebulan usia Kabinet Reshuffle Jilid II. Karena Reshuffle Jilid II, di lakukan pada tanggl 27 Juli 2016. Tanggal 27 Juli, juga di kenang sebagai Kudatuli.

Peristiwa 27 Juli 1994 adalah penyerbuan Kantor PDI di jalan Diponegoro, Jakarta. Sehingga Harris Rusly Moti, Mantan Ketua PRD mempertanyakan pilihan tanggal 27 Juli? Apakah reshuffle kali ini tidak mengundang bencana?

Setelah reshuffle itu, apa yang di hasilkan belum begitu jelas. Cuma ada kejutan dan menghebokan adalah di copotnya Menteri ESDM, Archandra Tahar. Pengumumannya di lakukan oleh Mensesneg.

Sehingga terlihat Menteri memberhentikan Menteri. Mestinya di lakukan oleh Presiden. Apa karena malu atau apa, sehingga bukan Presiden yang mengumumkan langsung.

Lalu Presiden Jokowi mengangkat Jendral (Purn), Luhut Binsar Panjaitan sebagai Plt. Menteri ESDM. Ini pun menuai kritikan di medsos. Ini Kabinet terlihat sangat kacau.

Tidak ada kejutan dari perombakan Kabinet kali ini. Di sektor ekonomi dan pasar tidak terlihat geliat yang berarti, kurs rupiah sempat menguat sebentar, lalu sekarang anjlok lagi.

Di bidang Politik malah Jokowi sibuk di lobby oleh Ahok yang mau bertarung dalam Pilkada di DKI. Ini untuk melunakkan Megawati sebagai Ketum PDIP untuk dapatkan tiket sebagai Cagub.

Ada kegiatan Jokowi di Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatera Utara. Kelihatannya untuk promosi Pariwisata. Tapi yang heboh di medsos malah, topi adat Batak yang di pakai Jokowi saat acara tersebut.

Justru topi yang dipakai Jokowi itu menjadi pro-kontra dan bulan-bulanan, karena terjadi kontroversi. Sedang soal pariwisata dan pulau Samosir yang seharusnya menjadi tema utama malah kurang dibicarkan masyarakat.

Kalau mereview proses Reshuffle Jilid II lalu itu, Menko dan Menteri yang kinerjanya bagus dan cenderung mendapat dukungan publik malah di buang. Sedangkan Menko dan sejumlah Menteri yang kinerjanya banyak disorot, malah dipertahakan.

Reshuffle Jilid II itu pun dilakukan dengan kriteria dan indikator yang tidak jelas. Menteri diperlakukan like and dislike. Reshuffle malah hanya semacam konsolidasi kekuatan politik untuk persiapan 2019.

Buktinya, Menteri yang berasal dari partai politik dengan kekuatan masa akar rumput sengaja dipertahankan. Meski kinerjanya jeblok. Sedang masuknya Golkar dan PAN semata untuk menaklukkan parlemen.

Seorang Professor di Jawa Timur menilai Jokowi memperlakukan Menteri seperti pembantu rumah tangga (PRT). Sebagai majikan, jika Jokowi tidak senang maka dicari-cari alasan untuk memecat atau membuangnya. Tak peduli urusan rumah tangga berantakan.

Dua hari lalu sebuah media online menurunkan berita dengan judul, "Saat Jokowi Ancam Ganti Mentri di Hadapan Ratusan Pengusaha..." Apakah ini isyarat Reshuffle Jilid III? Baru sebulan Reshuffle, tapi sudah beri sinyal Reshuffle lagi.

Reshuffle untuk apa? Negara ini dikelola seperti main-main saja.