Dalam video, yang menyebar di media sosial, pria itu menyatakan kepada perempuan yang menggunakan hijab,” Teroris adalah Muslim dan seluruh Muslim adalah teroris.”
Insiden terjadi di restoran Le Cenacle di Tremblay-en-France pada Sabtu (27/08/2016) malam. Kedua wanita itu menangis mendengar ucapan kasar manajer Restoran Le Cenacle di Tremblay-en-France, Prancis.
Manajer restoran itu langsung menemui mereka. ”Saya tidak ingin orang-orang seperti Anda di tempat saya, saya akan membuat hal yang jelas,” kata manajer restoran itu, seperti dalam rekaman video.
Kedua wanita itu mencoba tenang saat merespons sikap manajer restoran.”Kami tidak ingin dilayani oleh (orang) rasis,” jawab salah satu dari mereka.
Manajer restoran itu membalas repons kedua wanita berjilbab tersebut.”Rasis seperti saya tidak membunuh orang-orang baik. Rasis seperti saya,” katanya.
”Karena kami telah menempatkan bom, Pak?,” jawab salah satu dari wanita itu, yang dikutip dari IB Times, Senin (29/8/2016).
”Nyonya, teroris adalah Muslim, dan semua Muslim adalah teroris. Analisa kata-kata saya, Anda akan melihat bahwa itu benar,” balas manajer restoran.
Manajer itu menyinggung pembunuhan pastor Prancis, Jacques Hamel oleh pendukung ISIS, Adel Kermiche dan Abdel-Malik Petitjean, di sebuah gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray. ”Mereka membunuh seorang pastor baru-baru ini, oke?,” lanjut manajer restoran.
“Saya tinggal di sebuah negara sekuler dan ini adalah pendapat saya,” sambung manajer restoran tersebut. Dengan mengeraskan suaranya, dia berteriak lagi; ”Sepertinya Anda tidak mengerti. Sekarang keluar!”
Para wanita berdiri dan meninggalkan restoran dengan menangis.
Namun, manajer restoran, yang namanya belum diketahui, seperti dilaporkan Mirror Online, telah meminta maaf atas tindakannya. Dia mengaku menyesali perkelahian verbal dengan para wanita.
Kepada koran L’Express, kantor polisi setempat menyebutkan bahwa polisi telah datang ke restoran itu, tetapi tidak mengkonfirmasi apakah menerima pengaduan dalam kasus itu.
Pada Jumat lalu, sebuah pengadilan telah menangguhkan larangan burkini di Prancis yang mengundang kontroversi, karena melanggar kebebasan sipil, tetapi sejumlah otoritas lokal menyatakan akan tetap memberlakukannya.
Organisasi anti-Islamofobia di Prancis, CCIF, menyatakan pimpinannya berbicara di depan masjid setempat pada Minggu malam waktu setempat, mengenai insiden yang disebut mengarah pada tindakan mempermalukan dua orang perempuan muda Muslim.
CCIF, yang menyatakan dukungannya terhadap dua perempuan muda Muslim itu, namun meminta agar tidak dilakukan protes di depan restoran.
Meski demikian pemberitaan menyebutkan pada Ahad sore ‘ketegangan’ sempat terjadi di depan restoran antara pria pemilik retsoran dan kelompok yang terdiri dari anak-anak muda.
Hari Ahad, pria tersebut meminta maaf kepada sebuah kelompok yang berkumpul di luar restoran itu.
Dia mengatakan bahwa dia ‘tidak dapat mengendalikan’ ucapannya karena meningkatnya ketegangan akibat masalah penggunaan burkini di pantai Prancis, tetapi juga karena temannya termasuk yang tewas dalam serangan di tempat konser di Bataclan, pada November lalu, seperti diberitakan Koran Le Parisien.