Bentuk Jamaah Anti Korupsi, Pemuda Muhammadiyah Ingin Koruptor Disebut Maling

Bentuk Jamaah Anti Korupsi, Pemuda Muhammadiyah Ingin Koruptor Disebut Maling

SujaNEWS.com — Koruptor disebut maling. Pemuda Muhammadiyah mengharapkan hal itu sebagai masukannya kepada publik.

Menurut Ketua PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, koruptor dipandang sebatas orang-orang elit yang melakukan korupsi. Padahal, kata dia, korupsi sudah menjadi budaya bahkan di seluruh lapisan masyarakat.

“Untuk itu kami mendorong agar nomenklatur (tata nama. Red) koruptor diganti dengan kata yang mudah dipahami budaya Indonesia yakni menjadi maling,” ujarnya saat membuka Konvensi Anti Korupsi 2016 di Gedung Muhammadiyah, Jakarta, Jumat malam, 13 Ramadhan 1437 (17/06/2016).

Ia mengungkapkan, budaya korupsi juga harus dilawan dengan budaya anti korupsi.

“Sehingga kata maling ini lebih melibatkan perasaan integratif, karena korupsi adalah masalah kita semua, masalah peradaban. Ini serius, sebagai suatu gerakan kebudayaan,” jelas Dahnil.

Dalam kovensi yang diadakan oleh Pemuda Muhammadiyah itu, Dahnil juga mengajak seluruh pemuda untuk bersatu membentuk jamaah anti korupsi.

“Mengajak seluruh komponen bangsa merapatkan shaf, memperbaiki diri, berani hidup bersih, berani lawan korupsi. Terus memperkuat jamaah anti korupsi. Karena semua sadar tapi hanya sedikit yang mau hadir,” tandasnya.

Pada kesempatan itu, hadir Ketua KPK, Agus Rahardjo; Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir; Menko Kemaritiman, Rizal Ramli; Wakil Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid; anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil; serta Bupati Bojonegoro, Suyoto.

Konvensi yang berlangsung hingga 19 Juni 2016 ini akan diisi oleh berbagai seminar. Juga deklarasi sikap dari Pemuda Muhammadiyah, berbagai organisasi kepemudaan, ormas, Lembaga Kajian Anti Korupsi, dan LSM anti korupsi.*