SujaNEWS.com — Juru bicara Erdogan, Ibrahim Kalin, menyerukan pendekatan baru dalam strategi anti-ISIS, yang akan memungkinkan Muslim dan negara-negara Barat untuk bekerja sama.
Berbicara dalam konferensi “Rethinking Violent Extremism in the MENA region” di Istanbul, Sabtu (9/4), Kalin mengatakan “Strategi saat ini, yang telah difokuskan terutama pada serangan udara terhadapan sasaran-sasaran Daesh (ISIS) di Suriah dan Irak, telah gagal untuk menghentikan kelompok tersebut dari melakukan penyerangan di Suriah, Turki, Eropa, dan AS.”
“Semakin lama kita membiarkan perang ini terus berlanjut, Daesh akan semakin menjadi. Daesh memiliki jaringan dan dampak hingga mencapai tingkat ini karena perang di Suriah dan Irak,” katanya.
ISIS telah dikaitkan dengan sejumlah bom di Turki. Selain ledakan 12 Januari di Sultanahmet yang merenggut 12 nyawa wisatawan Jerman, kelompok ini juga melakukan serangan 19 Maret di Istanbul.
Ledakan terakhir di Istanbul juga melukai 45 orang. Pelaku pengeboman tersebut diidentifikasi pihak berwenang sebagai Mehmet Ozturk, yang lahir di provinsi Gaziantep tenggara pada tahun 1992. Ozturk diduga memiliki hubungan dengan ISIS, lansir Anadolu Agency (9/4/2016).
Berbicara dalam konferensi “Rethinking Violent Extremism in the MENA region” di Istanbul, Sabtu (9/4), Kalin mengatakan “Strategi saat ini, yang telah difokuskan terutama pada serangan udara terhadapan sasaran-sasaran Daesh (ISIS) di Suriah dan Irak, telah gagal untuk menghentikan kelompok tersebut dari melakukan penyerangan di Suriah, Turki, Eropa, dan AS.”
“Semakin lama kita membiarkan perang ini terus berlanjut, Daesh akan semakin menjadi. Daesh memiliki jaringan dan dampak hingga mencapai tingkat ini karena perang di Suriah dan Irak,” katanya.
ISIS telah dikaitkan dengan sejumlah bom di Turki. Selain ledakan 12 Januari di Sultanahmet yang merenggut 12 nyawa wisatawan Jerman, kelompok ini juga melakukan serangan 19 Maret di Istanbul.
Ledakan terakhir di Istanbul juga melukai 45 orang. Pelaku pengeboman tersebut diidentifikasi pihak berwenang sebagai Mehmet Ozturk, yang lahir di provinsi Gaziantep tenggara pada tahun 1992. Ozturk diduga memiliki hubungan dengan ISIS, lansir Anadolu Agency (9/4/2016).