“Bukan hanya Jokowi saja yang takut terhadap Israel, tapi juga kepala negara dan kepala pemerintahan dari 49 anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam) juga takut kepada Israel,” terang Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Muhyiddin Junaedi di Jakarta, Kamis (10/3).
Ia mengatakan wajarlah kalau takut terhadap Israel, karena secara politik negara Zionis itu didukung oleh Amerika Serikat (AS). “Kalau anggota OKI termasuk Indonesia mengeluarkan kebijakkan memboikot barang produk Israel maka saja Indonesia dan anggota OKI lainnya melawan AS,” papar Muhyiddin.
Ia menambahkan negara anggota OKI hanya berkoarnya mendukung perjuangan Palestina, tapi di antara anggota OKI tersebut memiliki hubungan dengan Israel seperto Qatar dan sejumlah negara anggota OKI lainnya.
“Sehingga bagaimana mungkin mereka mengeluarkan kebijakkan yang begitu keras untuk memboikot produk Israel kalau mereka masih memiliki hubungan dengan Israel,” papar Muhyiddin.
Tadinya Menyetujui Pemboikotan
Menurut dia, Jokowi memang awalnya menyetujui keputusan OKI yang menyebutkan pemboikotan barang produk Israel, tapi setelah berita tersebut gempar dan menjadi trending topic di Media Sosial (Medsos) akhirnya diluruskan atau diklarifikasi tentang pernyataannya tersebut. “Sebab Jokowi dan anggota OKI lainnya tidak enak dengan AS,” terang Muhyiddin.
Menurut Mahyiddin, yang diboikot itu bukan barang produk Israel secara umum, tapi produk dari hasil pertanian Israel yang dikelola Isreal dari tanah Palestina yang diduduki Israel. “Saya menilai kalau hasil pertanian Israel yang diboikot itu tidak berpengaruh bagi Israel,” papar Muhyiddin.
Menurut dia, keputusan Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa (KTT LB) OKI tidak ada pengaruhnya terhadap Israel. “Itulah politik, semuanya hanya retorika saja,” terang Muhyiddin.
Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi meluruskan pernyataan Jokowi ihwal boikot produk Israel tersebut. Johan menjelaskan boikot produk yang dimaksud bukanlah boikot produk yang berbentuk barang. Melainkan, produk yang dimaksud merupakan produk yang diartikan berupa kebijakan. (Johara/win)