SujaNEWS.com — Komnas HAM memberikan penilaian terhadap media massa dalam pemberitaan kematian Siyono saat diperiksa Densus 88. Selama ini, media mainstream dinilai tidak objektif dalam pemberitaan terkait terorisme.
“Seharusnya media jangan menutup-nutupi bahwa ini adalah fakta,” tegasnya kepada Kiblat.net pada Ahad (13/03).
Siane juga menekankan agar media tidak mudah menstigma terduga sebagai teroris. Pasalnya, stigma teroris akan mengganggu psikologis keluarga korban, karena akan dianggap sebagai musuh masyarakat. Selain itu, Komnas HAM masih meragukan keterlibatan Siyono dalam kasus terorisme.
“Ini orang yang dituduh, dan belum tentu terlibat dalam terorisme. Karena fakta yang kita dapatkan, banyak sekali salah kasus tangkap dan salah tembak,” ujarnya .
Siane mengaku telah berulang kali mengkritisi media-media mainstream. Karena dianggapnya tidak berani mengungkap kasus kematian Siyono.
“Fakta-fakta seperti ini, justru tidak diungkap karena mereka subjektif terhadap melihat kasus terorisme. Mereka terlalu pro-Densus,” tambahnya.
Kematian Siyono masih menjadi teka-teki banyak orang. Imam masjid itu ditangkap Densus 88 di kediaman pada 8 Maret lalu. Namun selang tiga hari pasca penangkapan, Siyono dipulangkan tak bernyawa oleh aparat. - (sa)
“Seharusnya media jangan menutup-nutupi bahwa ini adalah fakta,” tegasnya kepada Kiblat.net pada Ahad (13/03).
Siane juga menekankan agar media tidak mudah menstigma terduga sebagai teroris. Pasalnya, stigma teroris akan mengganggu psikologis keluarga korban, karena akan dianggap sebagai musuh masyarakat. Selain itu, Komnas HAM masih meragukan keterlibatan Siyono dalam kasus terorisme.
“Ini orang yang dituduh, dan belum tentu terlibat dalam terorisme. Karena fakta yang kita dapatkan, banyak sekali salah kasus tangkap dan salah tembak,” ujarnya .
Siane mengaku telah berulang kali mengkritisi media-media mainstream. Karena dianggapnya tidak berani mengungkap kasus kematian Siyono.
“Fakta-fakta seperti ini, justru tidak diungkap karena mereka subjektif terhadap melihat kasus terorisme. Mereka terlalu pro-Densus,” tambahnya.
Kematian Siyono masih menjadi teka-teki banyak orang. Imam masjid itu ditangkap Densus 88 di kediaman pada 8 Maret lalu. Namun selang tiga hari pasca penangkapan, Siyono dipulangkan tak bernyawa oleh aparat. - (sa)