Ibunda Mariya adalah sosok pertama yang menyadari akan potensi anaknya. Ibu Mariya melihat bahwa anaknya termasuk tipe pembelajar cepat. Ia pun ingin Mariya menjadi hafidzah di usianya yang masih muda ini. Sayangnya, di Inggris tak ada sekolah yang bisa memenuhi harapannya tersebut. Akhirnya, ia putuskan untuk membimbing anaknya menjadi seorang hafidzah dengan kemampuan sendiri.
“Tidak mudah dan membutuhkan seluruh kesabaran yang ada. Saya sangat terharu, Allah memberi kesabaran yang demikian luar biasa sehingga kami bisa melewati semua ini,” ungkap ibunda Mariya.
...Gadis kecil ini mulai menghapal Quran diawali dengan surat Yasin saat usianya 5 tahun...Ibu dan anak masing-masing menerapkan disiplin dalam proses menghapal Quran. Dalam sehari dibutuhkan waktu 5 jam untuk menghapal ayat baru dan mengulangnya. Satu sesi sebelum Mariya berangkat sekolah, yaitu saat ia menghapal ayat baru. Sesi berikutnya yaitu sepulang sekolah yaitu Mariya mengulang hapalan sebelum berangkat sekolah tadi. Lalu yang terakhir adalah sesi ketika habis makan malam yaitu mengulang hapalan dan merevisi bila ada kesalahan.
Namanya anak-anak, untuk memotivasi Mariya, ibunya menyediakan hadiah yang bisa dipilih ketika satu juz telah dihapal. Mariya pun biasanya hanya memilih hadiah sederhana seperti, boneka, buku gambar atau makan di restoran.
Usaha mereka berdua tergenapi dalam dua tahun. Di usianya yang 7 tahun, Mariya telah menghapal seluruh ayat di dalam Al Quran. Masya Allah. Syukuran pun diadakan untuk merayakan pencapaian ini. Di acara tersebut, Mariya membacakan beberapa ayat Quran yang telah dikuasainya dengan baik.
Tak terkira bahagia dan bangga rasa hati ibunda Mariya. Ia berharap anaknya itu akan menjalani hidup sesuai dengan apa yang telah dipelajari dan dihapalnya yaitu Al Quran. Wallahu alam. (ts/voa-islam)