SujaNEWS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) dinilai tidak konsisten dengan janjinya saat kampanye di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 lalu.
Dalam kampanyenya, Jokowi berjanji tidak akan membentuk postur kabinet yang gemuk. Namun, sebaliknya, setelah resmi menjadi presiden, kabinet Jokowi yang dibentuk besar dan didominasi para pendukungnya.
"Beliau tidak konsisten, waktu kampanye bilang mau buat kabinet ramping, tapi gemuk juga," ujar mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua saat menghadiri acara diskusi Polemik Sindo Trijaya bertajuk Senjakala KPK, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (6/2/2016).
Janji kampanye Jokowi lainnya yang diingkari adalah menyatakan dukungan penuh kepada KPK dalam memberantasa korupsi. Kenyataannya, kata dia Jokowi enggan membuat kebijakan untuk menghentikan revisi Undang-undang KPK.
"Dulu beliau mendukung KPK, tapi kalau kemudian sekarang ada revisi UU KPK nantinya Jokowi sahkan berarti jelas terbukti bahwa beliau memang tidak konsisten," ucapnya.
Dalam kampanyenya, Jokowi berjanji tidak akan membentuk postur kabinet yang gemuk. Namun, sebaliknya, setelah resmi menjadi presiden, kabinet Jokowi yang dibentuk besar dan didominasi para pendukungnya.
"Beliau tidak konsisten, waktu kampanye bilang mau buat kabinet ramping, tapi gemuk juga," ujar mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua saat menghadiri acara diskusi Polemik Sindo Trijaya bertajuk Senjakala KPK, di Warung Daun, Jakarta, Sabtu (6/2/2016).
Janji kampanye Jokowi lainnya yang diingkari adalah menyatakan dukungan penuh kepada KPK dalam memberantasa korupsi. Kenyataannya, kata dia Jokowi enggan membuat kebijakan untuk menghentikan revisi Undang-undang KPK.
"Dulu beliau mendukung KPK, tapi kalau kemudian sekarang ada revisi UU KPK nantinya Jokowi sahkan berarti jelas terbukti bahwa beliau memang tidak konsisten," ucapnya.