Dengan Golkar yang kini melabuhkan dirinya ke pemeritahan Jokowi-JK pun dinilainya tidak akan banyak membuat perubahan. Bahkan secara pribadi ia lebih memilih Golkar seharusnya tetap berada di luar pemerintahan.
Hendri mengatakan demikian karena di dalam alam demokrasi dibutuhkan partai yang kritis, dan juga untuk mencegah tertidurnya oposisi sebagai penyeimbang pemerintahan.
“Kata survey yang saya dapat, bahwa kinerja presiden itu justru terhambat karena adanya banyak partai, para menteri yang buat gaduh, dan KMP. Adapun Golkar yang masuk ke dalam pemerintahan saya kira tidak akan banyak mengalami perubahan atau perbedaan. Bahkan saya menginginkan Golkar tetap di luar pemerintahan saja. Dan sebetulnya kita harus mencegahnya karena kita membutuhkan partai oposisi yang kritis,” ucapnya, Jum’at (29/01/2016), di Jakarta.
Selain itu yang perlu diperhatikan menurut Hendri ialah akan terciptanya kembali suasana seperti masa Orde Baru bila Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masuk pula ke dalam pemerintahan Jokowi-JK. “Tebakan saya PKS akan masuk bila Fahri Hamzah disepakati diganti. Dan itu tidak baik bila terjadi bagi pemerintah. Itu akan menjadikannya seperti masa Orba, di mana suara DPR hanya menjadi paduan suara saja,” tambahnya tegas. (ts/voa-islam)