Seharusnya, sebagai anak Presiden, anak-anak Jokowi bisa ikut ‘menyoblos’, bahkan mengajak masyarakat setempat untuk tidak golput di pilkada.
“Anak-anak Jokowi tidak ikut nyoblos menandakan tidak memberikan contoh yang baik pada masyarakat. Padahal sebagai anak Presiden bisa memberikan tauladan bagi masyarakat,” tegas Muhammad Huda, Kamis yang lalu.
Menurut Huda, kelakuan anak-anak Jokowi tersebut merupakan cermin dari tabiat bapaknya yang tak lain adalah Presiden Indonesia Ketujuh.
“Kalau anak-anak kelakuan tidak peduli pada pilkada dan masyarakat, itu adalah cermin dari kelakuan bapaknya. Nampak sekali, Jokowi itu aslinya tidak peduli dengan perpolitakan di Indonesia. Jokowi bukan lahir dari gemblengan perpolitikan di Indonesia,” papar Huda.
Huda berharap, sebagai anak Presiden, putera-puteri Jokowi bisa memberikan contoh yang baik.
“Kalau tidak datang mencoblos, anak Jokowi secara tidak langsung mengajak untuk golput,” tegas Huda.
Lebih jauh Muhammad Huda membeberkan latar belakang Jokowi, yang pada akhirnya diikuti anak-anaknya.
“Jokowi itu lahir dari karbitan media dan selalu didukung media yang mengorbitkannya. Lihat saja, Jokowi itu pemimpin polesan, framing media pendukung Jokowi sudah terlihat. Rakyat sudah cerdas tidak mau dibodohi media yang jadi pendukung Jokowi. Rakyat pun bisa melihat status di media sosial para wartawan yang bekerja di media pendukung Jokowi,” jelas Huda.
Sebelumnya, kepada media, Ketua TPS 23 Manahan, Toto Sarono mengatakan, anak-anak Presiden Jokowi yang terdaftar di TPS 23 Kelurahan Manahan tidak datang memberikan suara di Pilkada Solo.
Ketiga anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep mendapat nomor urut pilih 127, 128 dan 129.
“Kami tidak tahu alasan kenapa tidak hadir. Cuma sesuai ketentuan KPU, jika sudah lewat jam, kami harus menutup TPS,” ungkap Toto.
[Di TPS 23, tercatat empat anggota keluarga Presiden Jokowi tercatat sebagai pemilih. Namun hanya ibunda Jokowi, yakni Sujiatmi, yang hadir memberikan hak suaranya. [ilham/Itl/nbc-Ind/pribumi]