Hizbut Tahrir Sebut Aliansi Militer Islam adalah Aliansi Jahat

Hizbut Tahrir Sebut Aliansi Militer Islam adalah Aliansi Jahat
SujaNEWS.com — Netizen dikejutkan dengan berita dari situs resmi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Sabtu (19/12/2015) kemarin. Mengutip pernyataan salah seorang tokoh Hizbut Tahrir Maher Al-Jabari, hizbut-tahrir.or.id merilis sebuah berita berjudul “Aliansi Militer Bentukan Saudi, Aliansi Jahat”.

Menurut Jabari, aliansi militer yang diumumkan oleh Arab Saudi itu merupakan aliansi jahat karena berada di bawah bendera Amerika Serikat. Sedangkan, menurutnya, ketika Palestina meminta bantuan kepada negara-negara Teluk untuk membela Al Aqsha, mereka menolak.

“Lalu, ketika Amerika meminta bantuan mereka dalam perang melawan terorisme, mereka menyambutnya dengan datang tergesa-gesa sambil mengangkat kepalanya,” tulis situs resmi HTI mengutip Jabari.

Seperti diberitakan sebelumnya, negara-negara berpenduduk mayoritas muslim baik di kawasan Teluk, Afrika maupun Asia bersepakat membentuk aliansi militer Islam. Arab Saudi sebagai inisiator dipercaya untuk memimpin aliansi yang beranggotakan 34 negara itu. (Baca: 34 Negara Muslim Bentuk Aliansi Militer Islam)

34 negara itu adalah Arab Saudi, Yordania, Palestina, Uni Emirat Arab, Pakistan, Bahrain, Bangladesh, Benin, Turki, Malasyia, Mesir, Chad, Togo, Tunisia, Djibouti, Senegal, Sudan, Sierra Leone, Somalia, Gabon, Guinea, Republik Federal Islam Comoro, Qatar, Cote d’Ivoire, Kuwait, Lebanon, Libya, Maladewa, Mali, Maroko, Mauritania, Niger, Nigeria dan Yaman.

Dalam pernyataannya, aliansi militer Islam dibentuk dalam rangka memerangi terorisme. Aliansi tersebut berpusat di Riyadh.

“Merupakan kewajiban untuk melindungi negara muslim dari kejahatan seluruh kelompok teroris dan organisasi apapun sekte dan nama mereka yang mendatangkan kematian dan kerusakan di muka bumi dan bertujuan untuk meneror orang yang tidak bersalah,” demikian pernyataan pembentukan aliansi itu seperti dirilis kantor berita SPA, Selasa (15/12/2015).

Turki sebagai salah satu negara yang bergabung dalam Aliansi Militer Islam tersebut merupakan negara yang selama ini dikenal terdepan membantu Palestina, termasuk mendukung Gaza ketika dibombardir oleh Israel. Perlawanan Palestina menghadapi Israel dipimpin oleh Hamas, sedangkan Hizbut Tahrir selama ini tidak terdengar melakukan perlawanan bersenjata.

Tak heran jika banyak komentar miring atas pernyataan Hizbut Tahrir tersebut.

“Hizbut tahrir itu organisasi islam bukan sih? Kok pernyataannya berbanding terbalik dengan aksi dunia islam….,” kata Gozali melalui akun Facebook-nya.

“Namanya juga bentukan Inggris,” tukas Abdul Rahman.

“Organisasi aneh,” tambah Eppe Sugiharto. [Ibnu K/Bersamadakwah/Pclk/Sujanews.com]