Ganjar Pranowo: Ada Ancaman PHK Besar-besaran

Gubernur Jateng: Ada Ancaman PHK Besar-besaran
SujaNEWS.com — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan saat ini ada indikasi ancaman pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran termasuk di wilayahnya. Politikus PDIP ini menegaskan masih terus memantau ancaman PHK para buruh/pekerja tersebut. “Sudah ada data yang masuk (soal ancaman PHK),” kata Ganjar Pranowo dalam sambutan berbuka puasa bersama dalam rangka perayaan ulang tahun harian Kompas di kantor Kompas Biro Jawa Tengah, Rabu, 1 Juli 2015.
   
Ganjar belum menyebut berapa buruh yang terancam PHK. Ia juga belum menyebut di mana dan sektor apa saja perusahaan yang terancam akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap buruhnya. Yang jelas, kata dia, ada perusahaan yang memang tahan banting jika ada krisis tapi juga ada perusahaan yang terancam kolaps. “Yang (perusahaan) besar-besar biasanya akan kuat,” kata dia.

Bekas anggota DPR ini juga sedang memberikan berbagai fasilitas pendampingan ke usaha mikro kecil menengah (UMKM), mulai dari distribusi barang, modal, hingga pemasaran. Sebab, kata Ganjar, salah satu sektor yang biasanya bisa bertahan saat dihantam krisis adalah sektor UMKM.

Persaingan dunia usaha makin keras karena Indonesia juga akan mengikuti sistem perdagangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Jawa Tengah sudah memetakan ada delapan komoditas di daerahnya yang siap bertanding di era MEA. Ganjar menyebut meski produknya sudah siap tanding tapi ternyata sumber daya manusianya belum siap. Maka Provinsi Jawa Tengah sudah mengikhtiarkan training-traning SDM, terutama bahasa Inggris, bahasa Cina, Jepang, hingga Korea. Ganjar menyatakan dirinya akan terus menjual Jawa Tengah.

Ganjar mengaku banyak sekali pengusaha yang datang ke dirinya yang ingin menanamkan investasi di Jawa Tengah. “Mereka nyerbu saya,” kata dia. Tapi, masih ada problem infrastruktur. Saat ini, kata Ganjar, Jawa Tengah sedang konsentrasi memperbaiki infrastruktur. APBD Jawa Tengah saat ini sangat banyak digelontorkan untuk sektor perbaikan infrastruktur. Ganjar juga memastikan perbaikan Bandara Ahmad Yani, Semarang, juga akan selesai pada 2017.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Jawa Tengah Frans Kongi menyatakan situasi perekonomian yang tak menentu mengakibatkan dunia usaha masih lesu. “Ekonomi dunia memang masih terus melambat,” kata Frans Kongi. Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar yang selalu naik dan tidak menentu juga menjadi pemicu ekonomi tak berkembang. Akibatnya, banyak sekali produk-produk perusahaan di Jawa Tengah yang menumpuk di gudang tak bisa didistribusikan.