SujaNEWS.com — Sebuah media syiah Yaman menyebarkan berita hoax. Tak tanggung-tanggung, bahkan media itu mengabarkan bahwa Raja Salman meninggal ditembak ajudan Kerajaan Saudi. Astaghfirullah.
Lahj News -yang berbasis 35 kilometer dari Kota Aden- mengutip Syria Press mengatakan bahwa “Aktivis mengatakan di media sosial Facebook pada Kamis (7/5/2015) bahwa, Raja Salman bin Abdul Aziz telah dibunuh hari ini setelah ditembak oleh karyawan pengurus sarana (kerajaan).”
Dalam berita hoax itu, Raja Salman bin Abdul Aziz dilaporkan, “dibunuh karyawan pengurus sarana kerajaan (Jacob Mahdi. ., seorang warga Amerika asal BD) yang menembak raja, (raja) langsung dilarikan ke rumah sakit Raja Fahd dan meninggal karena kehabisan darah.”
Terkait isu ini, Media Timur Tengah melansir bahwa isu ini ada hubungannya dengan fenomena hastag bersahut antara “Raja Saudi Wafat” yang dikicaukan netizen Saudi dan “Presiden Assad Tewas” yang dipopulerkan aktivis Suriah.
Hingga berita ini diturunkan belum ada media independen yang bertanggung jawab atas “kegilaan” ini. Namun, beberapa situs yang menyebarkan kabar hoax ini akhirnya terkena “suspend”.
Wallahu a’lam bish shawwab. (adibahasan/arrahmah.com)
Lahj News -yang berbasis 35 kilometer dari Kota Aden- mengutip Syria Press mengatakan bahwa “Aktivis mengatakan di media sosial Facebook pada Kamis (7/5/2015) bahwa, Raja Salman bin Abdul Aziz telah dibunuh hari ini setelah ditembak oleh karyawan pengurus sarana (kerajaan).”
Dalam berita hoax itu, Raja Salman bin Abdul Aziz dilaporkan, “dibunuh karyawan pengurus sarana kerajaan (Jacob Mahdi. ., seorang warga Amerika asal BD) yang menembak raja, (raja) langsung dilarikan ke rumah sakit Raja Fahd dan meninggal karena kehabisan darah.”
Terkait isu ini, Media Timur Tengah melansir bahwa isu ini ada hubungannya dengan fenomena hastag bersahut antara “Raja Saudi Wafat” yang dikicaukan netizen Saudi dan “Presiden Assad Tewas” yang dipopulerkan aktivis Suriah.
Hingga berita ini diturunkan belum ada media independen yang bertanggung jawab atas “kegilaan” ini. Namun, beberapa situs yang menyebarkan kabar hoax ini akhirnya terkena “suspend”.
Wallahu a’lam bish shawwab. (adibahasan/arrahmah.com)