Kebesaran Allah, Masjid di Kathmandu ini tetap Kokoh berdiri saat gempa Nepal

Kebesaran Allah, Masjid di Kathmandu ini tetap Kokoh berdiri saat gempa Nepal
SujaNEWS.com — Allahumma, dalam bencana gempa dahsyat yang mengguncang Nepal 26 April lalu, terdapat beberapa masjid yang tidak terkena dampak kerusakan. Salah satunya adalah Masjid Jami di Bag Bazaar, Ibu Kota Kathmandu. Tidak ada dinding terkelupas atau bahkan retak. Aktivitas di sekitar area masjid pun sangat ramai. Pertokoan mulai dibuka, walau madrasah masih tutup.


“Kami bersyukur, ini semua karena kuasa Allah,” ujar anggota takmir Masjid Jami Nepal Mohammad Rizwan kepada merdeka.com kemarin, Senin (4/5/2015).

Rizwan menjelaskan bahwa bangunan Masjid Jami Nepal relatif lebih baru. Renovasi besar masjid ini terakhir dilakukan pada 1995.

Di tempat lain yang hanya berjarak 600 meter, ada juga Masjid Khasmiri Taqiya, dekat Universitas Tri Chandra. Alhamdulillah, Masjid itupun tidak mengalami kerusakan apapun. Padahal tempat ibadah itu sudah dibangun sejak 1524 Masehi.

“Ada beberapa masjid di seputaran Kathmandu. Sebagian besar berusia lebih dari 100 tahun dan tidak ada yang rusak,” kata Rizwan.

Di Lalitpur, Masjid Jami masih berdiri tegak. Demikian pula masjid di Kota Bharatpur, Distrik Chitwan.

Merujuk sensus terakhir, ada 1,1 juta penganut ajaran Islam di Nepal, urutan ketiga setelah Hindu dan Buddha. Itu mencakup sekitar 10 persen total populasi di negara lereng Pegunungan Himalaya tersebut. Kebanyakan adalah warga India keturunan etnis urdu.

Rizwan menyatakan setelah gempa 7,8 skala richter melanda pada 25 April lalu, takmir seluruh masjid langsung berkumpul. Mereka mencari info adakah warga muslim yang jadi korban. Ternyata di seputar Kathmandu hanya ada dua warga tewas dan belasan cedera. Tapi mayoritas keluarga muslim selamat.

Oleh sebab itu, kini Masjid Jami menjadi pusat pengiriman bantuan logistik untuk korban lindu. Mayoritas adalah beras, air bersih, dan makanan siap saji. Tiga truk hilir mudik mengangkut logistik sepanjang kunjungan merdeka.com.

“Ini bantuan yang datang dari komunitas muslim Nepal. Kami mengirim ke manapun warga membutuhkan,” kata Rizwan.

Pria 40 tahun ini pun mengkritik derasnya bantuan gempa Nepal, tapi mengedepankan bendera lembaga masing-masing. Dia menyatakan bantuan masjid jami bahkan tidak ditempeli stiker.

“Kami tidak memotret bantuan, kami yakin Allah telah mencatatnya,” pungkasnya.
(adibahasan/arrahmah.com)