SujaNEWS.com — Pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia masih bergantung pada IMF (Dana Moneter Internasional) bermasalah dan menimbulkan polemik panjang. Apalagi setelah mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ‘meluruskan’ pernyataan Jokowi itu.
Politisi PDIP TB Hasanuddin Rabu (29/04/2015) kemarin menyebut data yang disuplai tim Presiden di Istana adalah sampah. “Kasihan Presiden berulang kali diberi data sampah yang menyesatkan,” ujar Hasanuddin.
Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai kesalahan Jokowi dalam menyebut ketergantungan pada IMF berada pada Jokowi sendiri maupun pejabat Istana di sekeliling Jokowi.
“Kompetensi orang-orang di sekitar Presiden sangat diragukan sehingga tidak dapat memberi support dengan baik kepada presiden dalam menjalankan tugasnya,” ujar Emrus kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (30/04/2015).
Emrus menambahkan, bukan kali ini saja Presiden Jokowi melakukan kesalahan. Sebelumnya, presiden juga menandatangani peraturan presiden (Perpres) tentang bantuan mobil untuk pejabat dan keputusan tentang kenaikan harga BBM yang ternyata salah.
“Tingkat kompetensi pejabat-pejabat istana yang terbukti beberapa kali salah dapat menurunkan kredibilitas Jokowi sendiri,” tambah Emrus.
Menurut pengajar Universitas Pelita Harapan ini, mestinya Jokowi punya filter untuk menyelekesi informasi-informasi yang diberikan bawahannya. Jadi, lanjut Emrus, Jokowi tidak mudah dijebak dengan data-data yang tidak akurat.
“Kalau Jokowi mengerti permasalahan tidak mudah memakan informasi sampah dari bawahannya,” paparnya.
Namun Emrus juga menyadari akan kapasitas Jokowi. Menurutnya, Jokowi sebagai presiden hanya memiliki technical skill, dan belum memiliki managerial skill. “Jadi level Jokowi memang baru level walikota,” ungkap Emrus.(TeropongSenayan)
Politisi PDIP TB Hasanuddin Rabu (29/04/2015) kemarin menyebut data yang disuplai tim Presiden di Istana adalah sampah. “Kasihan Presiden berulang kali diberi data sampah yang menyesatkan,” ujar Hasanuddin.
Pakar komunikasi politik Emrus Sihombing menilai kesalahan Jokowi dalam menyebut ketergantungan pada IMF berada pada Jokowi sendiri maupun pejabat Istana di sekeliling Jokowi.
“Kompetensi orang-orang di sekitar Presiden sangat diragukan sehingga tidak dapat memberi support dengan baik kepada presiden dalam menjalankan tugasnya,” ujar Emrus kepada TeropongSenayan di Jakarta, Kamis (30/04/2015).
Emrus menambahkan, bukan kali ini saja Presiden Jokowi melakukan kesalahan. Sebelumnya, presiden juga menandatangani peraturan presiden (Perpres) tentang bantuan mobil untuk pejabat dan keputusan tentang kenaikan harga BBM yang ternyata salah.
“Tingkat kompetensi pejabat-pejabat istana yang terbukti beberapa kali salah dapat menurunkan kredibilitas Jokowi sendiri,” tambah Emrus.
Menurut pengajar Universitas Pelita Harapan ini, mestinya Jokowi punya filter untuk menyelekesi informasi-informasi yang diberikan bawahannya. Jadi, lanjut Emrus, Jokowi tidak mudah dijebak dengan data-data yang tidak akurat.
“Kalau Jokowi mengerti permasalahan tidak mudah memakan informasi sampah dari bawahannya,” paparnya.
Namun Emrus juga menyadari akan kapasitas Jokowi. Menurutnya, Jokowi sebagai presiden hanya memiliki technical skill, dan belum memiliki managerial skill. “Jadi level Jokowi memang baru level walikota,” ungkap Emrus.(TeropongSenayan)