Pemblokiran Media Islam Bukanlah Solusi

Pemblokiran Media Islam Bukanlah Solusi
SujaNEWS.com —  Oleh: Sela Septiani, shilaseptiani20@gmail.com

MARAKNYA pemberitaan perihal Pemblokiran sejumlah media Islam online yang membuat ummat islam kaget bercampur kecewa dan amarah sungguh memancing berbagai respon masyarakat atas apa yang dilakukan oleh BNPT dan Komenkominfo.

Bandan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui suratnya nomor 149.K.BNPT/III/2015 memerintahkan blokir terhadap 19 situs dan blog Islam yang dianggap berbahaya.

Dalam surat tindak lanjut Kementerian Komunikasi dan Informatika ke penyelenggara Internet Service Provider di Indonesia, disebutkan bahwa 19 situs tersebut merupakan “Penggerak paham Radikalisme & atau sebagai simpatisan radikalisme”.

Adapun pemberitaan yang menyatakan bahwa 22 situs islam yang di blokir. “Innaalillahi wa innaa ilaihi rojiuuun. Berita duka yang amat melukai,” tulis Aa Gym di akun instagramnya @aagym dengan menunjukkan sebuah harian dengan headline “22 Situs Islam Diblokir”.

Aa’ Gym merasa kehilangan situs-situs Islam tersebut, “Beberapa situs tempat Aa’ belajar menimba ilmu dan menambah wawasan serta informasi yang amat manfaat..mendadak ditutup pemerintah tanpa penjelasan yg adil dan transparan,” lanjutnya pagi itu, Selasa (31/3).

BNPT tampak tidak profesional karena asal main blokir saja. “Ini harus diperjelas.. agar tak jadi sarana pemicu kemarahan ummat Islam.. Ini kembali seperti jaman diktator dan pemerintahan otoriter.. bila tak disertai penjelasan dan solusi yang adil.” ucapnya.

Aa’ Gym menasihatkan bahwa menyelesaikan masalah seharusnya tidak menimbulkan masalah baru. “Jangan sampai masyarakat menduga sebagai pengalihan isu dari keruwetan negeri yang makin ruwet dan tak jelas ini.. Mari kita selesaikan bersama masalah tanpa mengundang masalah yang baru.

Nah.. Perlu diingat bahwa paham-paham yang sangat mudah menyebar adalah akibat dari tidak adanya filter terbaik dari suatu negara. Memblokir Situs media Islam bukalah solusi untuk menghentikan paham radikalisme.

Masalah yang dihadapi bangsa ini adalah masalah cabang, jadi sekalipun diberikan penyelesaian dengan metode apapun maka masalahnya tidak akan pernah selesai, ya, hanya tambal sulam saja. Pokok atau masalah akar yang harus diselesaikan malah tidak dijamah. Apa masalah akar itu? Masalah akar ada pada sistem.

Sistem pemerintahan yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah Sistem Demokrasi (buatan manusia) yang otomatis tidak bisa dirasa keadilannya. Sebab sistem ini mengutamakan azas manfaat dalam segala sesuatu. Nyatanya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang bertugas untuk mewakili suara rakyat tidak benar-benar mewakili jeritan rakyat yang menerikan “mana keadilan? Kesejahteraan? Dan segala janji yang diucap ketika pesta rakyat dulu?” ah.. Sebelum punya tampuk kekuasaan, mereka manjakan rakyat dengan ribuan janji kemakmuran, sedangkan sesudahnya mereka tendang umat jauh-jauh serta tutup mata & telinga dari apa-apa yang diucap dulu.

Tidakkah kalian rindu dengan sistem pemerintahan islam yang berjaya selama 13 abad. Menjadi peradaban gemilang dan menghasilkan generasi mustanir (cemerlang) dimasanya? Hanya dengan tegaknya Khilafah Rasyidah segala masalah dapat teratasi, tentunya tanpa menimbulkan masalah baru.

Berikut adalah salah satu hadits yang menjadi cahaya untuk membimbing jalan kita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تَكُوْنُ النُّبُوَّةُ فِيْكُمْ مَا شَاءَ ا للهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ اَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا عَاضًا ، فَتَكُوْنُ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ مُلْكًا جَبَّرِيًّا ، فَتَكُوْنَ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ تَكُوْنَ ، ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ، ثُمَّ تَكُوْنُ خِلآفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ، ثُمَّ سَكَتَ

“Periode kenabian akan berlangsung pada kalian dalam beberapa tahun, kemudian Allah mengangkatnya. Setelah itu datang periode khilafah aala minhaj nubuwwah (kekhilafahan sesuai manhaj kenabian), selama beberapa masa hingga Allah ta’ala mengangkatnya. Kemudian datang periode mulkan aadhdhan (penguasa-penguasa yang menggigit) selama beberapa masa. Selanjutnya datang periode mulkan jabbriyyan (penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak) dalam beberapa masa hingga waktu yang ditentukan Allah ta’ala. Setelah itu akan terulang kembali periode khilafah ‘ala minhaj nubuwwah. Kemudian Nabi Muhammad saw diam.” (HR Ahmad; Shahih).
:
Wallahu’alam bi ash-shawaab. []