SujaNEWS.com — Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak terima saat Jakarta disindir oleh Walikota Surabaya Tri Rismamaharani. Bahkan, Ahok menyebut Risma belum mengetahui apa-apa soal Jakarta.
"Bu Risma belum tahu semua tentang kita," ujarnya di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Selasa (7/4) sore, dilansir RMOL Jakarta.
Ahok mengatakan bila seluruh program yang ada di Jakarta sudah menggunakan sistem e-goverment. Bahkan, ia mengklaim seluruh pelayanan di kantor kelurahan sudah menggunakan sistem viber optic.
Ahok juga mengklaim, Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) yang ia resmikan 2 Januari 2015 lalu, sudah berjalan dengan baik.
"Kita semua sudah e-goverment kok. Kita tuh saya kira dki sampai seluruh kantor lurah sudah viber optik lho. Kita sudah ada BPTSP sudah jalan 3 bulan sampai semua urusan di kantor BPTSP," katanya.
Terkait gundukan tanah yang Risma temukan saat berkeliling di Jakarta, Ahok pun tak mau kalah. Menurutnya justru Risma yang tidak paham benar soal Jakarta. Ia menuding Risma tidak bisa membedakan jalan provinsi yang dikelola DKI dan jalan negara yang dikelola oleh pemerintah pusat.
"Kalau ada gundukan tanah kadang beliau nggak ngerti, ini kan ada jalan provinsi ada jalan negara. Kadang Telkom, PLN di jalan provinsi ijin dia gali dia nggak nutupin itu sudah kita peringatin," katanya.
Untuk itu, Ahok mengimbau Risma untuk tidak membandingkan Jakarta dengan Surabaya. Karena menurutnya, Surabaya hanyalah kota kecil yang tidak layak dibandingkan luas wilayahnya dengan Jakarta.
"Jadi jangan bandingin kota Jakarta dengan Surabaya. Surabaya itu kasarnya Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan doang. Kita itu kalau disamakan seperti Provinsi Jawa Timur tuh. Kalau cuma kota Surabaya satu mah yah sama kaya satu kota Jakarta Pusat," tukasnya.
Sebelumnya, Risma mengkritik kondisi ibukota. Wali Kota Surabaya ini mengakui Jakarta adalah kota besar dengan anggaran yang 'wah' (besarnya). Namun kebesaran nama Jakarta malah tidak diimbangi dengan pelayanan memadai bagi warganya.
"Jakarta ini kota besar dan kaya, tapi kenapa pelayanannya saja seperti ini," kata Risma dalam diskusi 'Public Policy and Diplomacy' di CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (7/4/2015).
Sebelum mengikuti diskusi ini, Risma sempat berkeliling Jakarta. Dia kaget melihat banyaknya tumpukan tanah bekas galian di pinggir jalan yang sudah mengeras.
"Itu kalau di Surabaya masyarakatnya sudah pasti cerewet dan lapor ke saya," sindir Risma.
"Bu Risma belum tahu semua tentang kita," ujarnya di Pulau Onrust, Kepulauan Seribu, Selasa (7/4) sore, dilansir RMOL Jakarta.
Ahok mengatakan bila seluruh program yang ada di Jakarta sudah menggunakan sistem e-goverment. Bahkan, ia mengklaim seluruh pelayanan di kantor kelurahan sudah menggunakan sistem viber optic.
Ahok juga mengklaim, Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP) yang ia resmikan 2 Januari 2015 lalu, sudah berjalan dengan baik.
"Kita semua sudah e-goverment kok. Kita tuh saya kira dki sampai seluruh kantor lurah sudah viber optik lho. Kita sudah ada BPTSP sudah jalan 3 bulan sampai semua urusan di kantor BPTSP," katanya.
Terkait gundukan tanah yang Risma temukan saat berkeliling di Jakarta, Ahok pun tak mau kalah. Menurutnya justru Risma yang tidak paham benar soal Jakarta. Ia menuding Risma tidak bisa membedakan jalan provinsi yang dikelola DKI dan jalan negara yang dikelola oleh pemerintah pusat.
"Kalau ada gundukan tanah kadang beliau nggak ngerti, ini kan ada jalan provinsi ada jalan negara. Kadang Telkom, PLN di jalan provinsi ijin dia gali dia nggak nutupin itu sudah kita peringatin," katanya.
Untuk itu, Ahok mengimbau Risma untuk tidak membandingkan Jakarta dengan Surabaya. Karena menurutnya, Surabaya hanyalah kota kecil yang tidak layak dibandingkan luas wilayahnya dengan Jakarta.
"Jadi jangan bandingin kota Jakarta dengan Surabaya. Surabaya itu kasarnya Jakarta Pusat atau Jakarta Selatan doang. Kita itu kalau disamakan seperti Provinsi Jawa Timur tuh. Kalau cuma kota Surabaya satu mah yah sama kaya satu kota Jakarta Pusat," tukasnya.
Sebelumnya, Risma mengkritik kondisi ibukota. Wali Kota Surabaya ini mengakui Jakarta adalah kota besar dengan anggaran yang 'wah' (besarnya). Namun kebesaran nama Jakarta malah tidak diimbangi dengan pelayanan memadai bagi warganya.
"Jakarta ini kota besar dan kaya, tapi kenapa pelayanannya saja seperti ini," kata Risma dalam diskusi 'Public Policy and Diplomacy' di CSIS, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (7/4/2015).
Sebelum mengikuti diskusi ini, Risma sempat berkeliling Jakarta. Dia kaget melihat banyaknya tumpukan tanah bekas galian di pinggir jalan yang sudah mengeras.
"Itu kalau di Surabaya masyarakatnya sudah pasti cerewet dan lapor ke saya," sindir Risma.