SUJA - Saat berpuasa, tubuh kehilangan banyak cairan. Setelah seharian penuh tanpa asupan apapun, berbuka adalah waktunya mengganti energi dan cairan tubuh yang hilang.
Namun, tidak semua menu berbuka aman bagi tubuh. Jangan termakan mitos bahwa berbuka puasa harus diawali dengan yang manis. Jika berlebihan, bisa memicu diabetes.
Lantas, apa menu berbuka yang aman bagi tubuh? Dr. Inayah Budiasti, MS, SPGK, seorang ahli gizi di Jakarta menjelaskan kebaikan dan keburukan menu yang biasa disantap saat buka.
Berdasarkan wawancaranya dengan VIVAlife, ini daftarnya.
Teh
Ini minuman berbuka puasa yang paling umum. Teh mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk menguatkan sistem imun dan antipenuaan.
Teh manis saat berbuka bisa mengganti kadar gula yang hilang. Namun Inayah menyarankan jangan terlalu banyak karena teh justru punya sifat mengurangi cairan tubuh.
Kafein
Kafein baik untuk tubuh, asal dikonsumsi secara bijak. Disarankan, mengonsumsinya satu hingga dua cangkir per hari. Ia bisa meningkatkan adrenalin dan mengandung antikosidan.
Namun, seperti teh, kafein juga lebih banyak menarik air. Urine keluar lebih banyak, cairan tubuh pun lebih banyak hilang.
Air oksigen
Kini, mulai banyak air yang mengandung oksigen di pasaran. Menurut Inayah, mengonsumsinya saat berbuka sebenarnya tidak berdampak apapun pada tubuh. Sama seperti mengonsumsi air biasa.
Sebab, saat tutup botol dibuka, oksigennya sudah menguap sebelum sempat masuk ke dalam tubuh.
Isotonik
Minuman isotonik disebut-sebut bisa lebih cepat menggantikan cairan tubuh yang hilang. Untuk mereka yang banyak melakukan aktivitas berat, itu memang berpengaruh.
Sebab, menurut Inayah, minuman itu mengandung glukosa yang bisa memberi energi tubuh. “Tapi pengaruhnya tidak signifikan,” lanjutnya. (ms)
Namun, tidak semua menu berbuka aman bagi tubuh. Jangan termakan mitos bahwa berbuka puasa harus diawali dengan yang manis. Jika berlebihan, bisa memicu diabetes.
Lantas, apa menu berbuka yang aman bagi tubuh? Dr. Inayah Budiasti, MS, SPGK, seorang ahli gizi di Jakarta menjelaskan kebaikan dan keburukan menu yang biasa disantap saat buka.
Berdasarkan wawancaranya dengan VIVAlife, ini daftarnya.
Teh
Ini minuman berbuka puasa yang paling umum. Teh mengandung antioksidan yang bermanfaat untuk menguatkan sistem imun dan antipenuaan.
Teh manis saat berbuka bisa mengganti kadar gula yang hilang. Namun Inayah menyarankan jangan terlalu banyak karena teh justru punya sifat mengurangi cairan tubuh.
Kafein
Kafein baik untuk tubuh, asal dikonsumsi secara bijak. Disarankan, mengonsumsinya satu hingga dua cangkir per hari. Ia bisa meningkatkan adrenalin dan mengandung antikosidan.
Namun, seperti teh, kafein juga lebih banyak menarik air. Urine keluar lebih banyak, cairan tubuh pun lebih banyak hilang.
Air oksigen
Kini, mulai banyak air yang mengandung oksigen di pasaran. Menurut Inayah, mengonsumsinya saat berbuka sebenarnya tidak berdampak apapun pada tubuh. Sama seperti mengonsumsi air biasa.
Sebab, saat tutup botol dibuka, oksigennya sudah menguap sebelum sempat masuk ke dalam tubuh.
Isotonik
Minuman isotonik disebut-sebut bisa lebih cepat menggantikan cairan tubuh yang hilang. Untuk mereka yang banyak melakukan aktivitas berat, itu memang berpengaruh.
Sebab, menurut Inayah, minuman itu mengandung glukosa yang bisa memberi energi tubuh. “Tapi pengaruhnya tidak signifikan,” lanjutnya. (ms)