Masya Allah, Inilah 3 Keutamaan Menutup Aib Orang Lain


Di media sosial saat ini banyak kita temukan sebagian orang yang gemar membicarakan keburukan orang lain dan menyebarkan kabar yang mengandung aib seseorang, bahkan yang tak mereka kenal. Bagaikan rantai yang tak terputus, berita tersebut tersebar semakin luas.

Mereka dengan bangga menyebar keburukan tersebut dan berperilaku seakan tak punya dosa, dengan mudah menghakimi orang lain menggunakan kata-kata yang tak pantas. Melihat hanya sisi buruk orang tersebut dan menutup mata kebaikannya.

Dalam Islam, perilaku membuka dan menyebarkan aib orang lain merupakan suatu perkara yang buruk, bahkan bisa menjadi boomerang bagi diri sendiri. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah hadist, bahwa Allah berjanji akan menutupi aib hamba-Nya, jika ia juga berusaha untuk menutupi aib orang lain.

Tak hanya aib orang lain, bahkan aib sendiri saja tak sepantasnya untuk diumbar, karena Allah yang Maha Pengampun sejatinya telah menutupi aib hamba-Nya. Hanya saja terkadang manusia menjadi lalai, sebagaimana hadist berikut.

Dari Salim bin Abdullah, dia berkata, Aku mendengar Abu Hurairah radhiyallahu’ anhu bercerita bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan yang termasuk terang-terangan berbuat dosa adalah seseorang berbuat (dosa) pada malam hari, kemudian pada pagi hari dia menceritakannya, padahal Allah telah menutupi perbuatannya tersebut, yang mana dia berkata, ‘Hai Fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begitu.’ Sebenarnya pada malam hari Rabb-nya telah menutupi perbuatannya itu, tetapi pada pagi harinya dia menyingkap perbuatannya sendiri yang telah ditutupi oleh Allah tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Betapa baiknya Allah pada hamba-Nya, bahkan hanya Dia lah yang berhak untuk menutup dan membuka aib kita. Namun, Allah memilih untuk menutup aib hamba-hamba-Nya, sampai manusia sendiri yang akhirnya lalai dan membukanya.

Dalam perkara menutupi aib orang lain, ada 3 keutamaan yang bisa ia dapatkan sebagaimana hadist-hadist berikut:

1. Allah akan menutupi aibnya di akhirat

Keutamaan yang pertama apabila sesorang menutupi aib orang lain adalah, Allah akan menutupi aib orang tersebut di akhirat nanti. Hal ini dijelaskan dalam hadist Rasululullah, beliau bersabda:

“Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)

2. Allah akan tutup aibnya di dunia

Selanjutnya adalah bahwa Allah akan menutupi aib dia di dunia selagi orang tersebut berusaha untuk menutupi aib orang lain. Rasulullah bersabda,

“Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah).

3. Seperti menghidupkan bayi

Selain itu, saat seseorang berusaha untuk menutupi aib orang lain maka dalam sebuah hadist dikatakan bahwa ia seperti menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.

"Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup." (HR Abu Daud).

Lebih daripada ketiga hal tersebut, menutup aib orang lain akan mengantarkan kita masuk ke dalam surganya Allah. Sebagaimana Ath-Thabrani meriwayatkan dalam al-Ausath dan ash-Shaghir dengan sanadnya dari Abu Sa'id al-Khudri RA ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang Muslim melihat aurat (cacat) saudaranya lalu menutupinya kecuali pasti akan masuk surga."

Setelah mengetahui keutamaan di atas, hendaknya saat kita menemukan aib atau kesalah seseorang hendaknya kita wajib untuk menutupinya. Hal ini tentu akan mendatangkan kasih saying Allah dan mempererat hubungan persaudaraan.