"Dalam menghadapkan Islam dengan tantangan zaman itu, kaum modernis menggalakkan ijtihad, mendorong tumbuhnya pemikiran baru. Tiap zaman akan memiliki tangangan yang berbeda, karena itu pemikiran harus tetap terbuka, tidak terkungkung oleh warisan tradisi masa lalu," demikian katanya, melalui akun Twitter dengan (hastag) #CatatanYusril, belum lama ini.
Karena itu menurut Ketum PBB ini, kaum modernis bersikap lebih fleksibel untuk melakukan dialog antar pemikiran dengan berbagai peradaban yang berbeda
Namun ada yang menjadi pegangan kuat bagi pemikir modernis ini, yakni mereka tidak sepakat dan dengan kuat menolak adanya pemisahan agama dan politik, misalnya.
"Kaum modernis tegas menolak sekularisme, agama dengan kehidupan sosial dan politik tidak mungkin dipisahkan. Islam mencakup segalanya." [Sujanews.com]