Kesepuluh kesepakatan itu adalah pertama deklarasi pemerintah Kerajaan Arab Saudi perihal peningkatan pimpinan sidang komisi bersama, kedua pendanaan Saudi terhadap pembiayaan proyek pembangunan antara Saudi Fund for Development dan Pemerintah Republik Indonesia ditandatangani oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dan wakil direktur Saudi Fund. Ketiga nota kesepahaman kerjasama kebudayaan antara kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia dan Kementerian Kebudayaan dan informasi Kerajaan Arab Saudi.
Keempat, program kerja sama antara Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia dan Otoritas Usaha Kecil dan Menengah Kerajaan Arab Saudi mengenai pengembangan usaha kecil dan menengah. Kelima, nota kesepahaman antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi di bidang kerja sama kesehatan.
Selanjutnya keenam nota kesepahaman antara otoritas “aeronautica” pemerintah Republik Indonesia dan kerajaan Arab Saudi, ketujuh program kerjasama Kementerian riset teknologi dan pendidikan tinggi Republik Indonesia dan kementerian pendidikan Kerajaan Arab Saudi dalam bidang kerjasama scientific dan pendidikan tinggi. Kedelapan nota kesepahaman antara Kementerian Agama Republik Indonesia dan kementerian urusan Islam dakwah dan bimbingan Kerajaan Arab Saudi di bidang urusan Islam.
Kesembilan, nota kesepahaman antara pemerintah Republik Indonesia dan pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bidang kerjasama Kelautan dan Perikanan, terakhir program kerja sama perdagangan antara Kementerian Perdagangan Republik Indonesia dan Kementerian Perdagangan dan investasi Kerajaan Arab Saudi dan Perjanjian kerjasama dalam pemberantasan kejahatan antara Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam konferensi persnya mengatakan kerja sama kedua negara dalam dua tahun terakhir meningkat pesat sejak Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke Arab Saudi pada 2015.
“Pertemuan pemimpin kedua negara berlangsung dalam suasana bersahabat dan produktif. Selain membahas isu penting membahas kepentingan umat, kedua pemimpin juga sepakat meningkatkan kerjasama di berbagai bidang, termasuk bidang perdagangan dan investasi,” ungkap Retno.
Menlu juga mengatakan secara khusus Presiden Jokowi mengapresiasi pengembalian kuota haji Indonesia ke tingkat yang normal, yaitu 211 ribu dan memberikan kuota tambahan pada 2017 sebanyak 10 ribu.
Di samping itu, lanjutnya, Presiden juga menitipkan WNI yang tingal di Arab Saudi dan telah memberikan kontribusi pembangunan agar mendapatkan pengayoman dan perlindungan dari Raja Salman.
Di bidang perdagangan, kata Retno, Presiden mengajak Raja Salman untuk menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan dan mengharapkan Indonesia diberikan kemudahan akses pasar, terutama produk halal seperti perikanan, obat-obatan, alat kesehatan dan produk-produk tekstil serta garmen.
Retno mengungkapkan Presiden Jokowi juga menyambut baik ditandatanganinya “refaining masterplan development program Cilacap antara Pertamina dan Aramco senilai 6 miliar dolar AS.
Presiden juga mendorong “basic engeneering design” pembentukan joint ventura kedua perusahaan tersebut dapat segera dilakukan.
Menlu juga mengatakan kedua pemimpin juga membahas beberapa proyek yang ditawarkan Indonesia, diantaranya proyek “refining development masterplan program” di Dumai, Balaongan dan Bontang. pembangunan PLTU Muluttambang di Jambi, pembngunan infrastruktur, baik jalan, sumber daya air (water resources), air minum (drinking water) dan sanitasi serta perumahan.
“Untuk menindaklanjuti pertemuan antar kedua pemimpin maka kedua pemimpin sepakat untuk segera menindaklanjuti kesapakatan yang dibahas dengan mengirimkan para menterinya,” katanya. [Sujanews.com]