Di Yordania, Wanita Asal Suriah Ini Bangkit, dan Jadi Pebisnis Hebat

Di Yordania, Wanita Asal Suriah Ini Bangkit, dan Jadi Pebisnis Hebat

Sujanews.com —   Perang yang selama ini telah meluluh lantahkan seluruh jantung kota, membuat masyarakat Suriah berjuang keras menemukan tempat tinggal baru meski harus meninggalkan segalanya.

Lara salah satunya. Impian yang selama ini ia rajut, harus ditinggalkan begitu saja setelah perang yang tak henti membuncah di kotanya. Dengan keteguhan hati, ia melalui perjalanan panjang untuk menemukan tempat tinggal baru di Yordania.


“Itu adalah keputusan yang sangat berat, ketika Anda berpikir untuk meninggalkan semuanya di belakang. Impianmu, temanmu, saudara-saudaramu. Pada dasarnya Anda meninggalkan apa yang Anda tanam selama 35 tahun. Itu tidak mudah,” ungkap Lara.

Meski mendapatkan tempat tinggal yang cukup layak, para pengungsi Suriah tetap dipersulit untuk mendapatkan pekerjaan secara legal. Sebuah keputusan baru kemudian membawa angin segar bagi para pengungsi. Yordania berjanji akan membuat lapangan kerja baru untuk 200.000 pengungsi Suriah.

Sayangnya, sejauh ini hanya 30.000 orang saja yang mendapatkan izin bekerja dan perempuan hanya menerima 2% saja.

“Kami sama sekali tidak tahu apakah perang akan berakhir atau kami akan pulang ke rumah. Jadi kenapa kita tidak memulai untuk membuat sesuatu di negara baru?” paparnya.

Lara pun nekat membuat Jasmin, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kerajinan tangan mulai dari sabun mandi, parfum hingga makanan. Seluruh kegiatan produksi hingga penjualan dilakukan dari rumah dan itu yang membuat banyak wanita Suriah nyaman.



Sejak diluncurkan pada tahun 2014, perusahaan yang didirikannya lambat laun menjadi semacam kota kecil di Yordania. Dengan berkumpulnya para pengungsi Suriah menjadi salah satu hal yang menyatukan wanita dari berbagai ras seperti Irak, Palestina dan Suriah tentunya.

Dengan berkumpul seperti itu, mereka membuat berbagai ide cemerlang dan menyelenggarakan berbagai pameran yang dilihat oleh perusahaan berskala internasional.

Menurut Lara, kehidupan di Yordiania tidak asing baginya. Saat ia menyusuri jalan dan bertemu pribumi, ia tak merasa sesuatu yang berbeda dari Suriah.

Orang-orang, gaya hidup dan juga tradisinya hampir sama. Karena itulah ia berani membuat sebuah usaha yang memperkerjakan hampir 40 perempuan. Luar biasa.   [Sujanews.com]