Yusril: Umat Islam Jangan Sampai Jadi Bulan-bulanan Politik yang Dipojokkan

Yusril: Umat Islam Jangan Sampai Jadi Bulan-bulanan Politik yang Dipojokkan

Sujanews.com —  Ketegangan sosial bernuansa suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) yang terjadi akhir-akhir ini akan menghasilkan kerusuhan jika negara membiarkannya tanpa kendali.

Hal itu menjadi salah satu isu yang dibahas Rapat Pleno DPP Partai Bulan Bintang (PBB) yang mengesahkan reshuffle kepengurusan. Rapat itu sendiri berakhir pada Rabu petang (8/2).

Dalam keterangan pers tertulis yang disebarkan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, PBB secara khusus menyorot tindakan-tindakan yang memojokkan Islam dan umatnya di Indonesia melalui berbagai media.

Sayangnya, pemerintah malah terkesan membiarkan perlakuan semena-mena yang merendahkan martabat Islam, ulama serta umatnya di Indonesia. Padahal, Islam telah memberikan kontribusi sangat besar bagi kemajuan bangsa jauh sebelum kemerdekaan.


"Perlakuan semena-mena terhadap Islam seharusnya menjadi kesadaran baru bagi umat Islam Indonesia, bahwa tanpa kekuatan politik dan ekonomi, kendatipun mayoritas, umat Islam dengan mudah diremehkan bahkan diinjak-injak. Untuk itulah, PBB berupaya tetap eksis dan mengajak umat Islam untuk jangan meninggalkan Islam dalam berpolitik," terang Yusril.

Sekularisasi politik yang melepaskan Islam dari politik akan melahirkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak akan berpihak kepada Islam. Bahkan, PBB melihat kekuatan komunis malah mendapat tempat untuk hidup kembali di tengah masyarakat.

PBB mengajak umat Islam untuk kembali memperkuat partai Islam dalam memperjuangkan aspirasi umat Islam. Jika partai Islam ditinggalkan, maka yang muncul adalah kekuatan sporadis yang bisa menekan tetapi tetap berada di pinggiran kekuasaan.

"Umat Islam jangan sampai dijadikan bulan-bulanan politik yang terus-menerus dipinggirkan dan terpojok tanpa dapat menentukan arah perjalanan bangsa dan negara," kata Yusril.  [Sujanews.com]