Bedanya, kalau Ahok adalah proxy kapitalis timur, di belakangnya ada 9 naga, sedang Hari Tanoe adalah proxy kapitalis barat, mewakili neo lib.
Ahok milik China, dan Hari Tanoe milik AS. Sambil menghinakan Islam dengan menaikkan tokoh non muslim sebagai duta ideologi sekular, AS juga memanfaatkan Hari Tanoe untuk menjadi tandingan bagi kubu tiongkok yang tengah mengkader Ahok.
Lihat hari ini, Perindo di bawa Hari Tanoe untuk mendukung Paslon yang berseberangan dengan Ahok, ini menunjukkan peta politik lebih jelas. Ini terlihat pada media2 mereka, walau sama2 anti islam, namun mereka bersaing dan saling bertentangan.
Dari gayanyapun khas, Tiongkok yang grasak grusuk terwakili oleh Ahok, tapi AS yang lebih pengalaman, kadernya akan tampil lemah lembut, mendekat ke pesantren dan ulama (sekuler). Nah itulah agenda mereka, penjajah. Walaupun tidak baku dan bisa saja berubah-ubah, bisa saja saya salah, tapi polanya bisa di lihat. Semoga Allah terus memecah belah kekuatan kafir dan menguatkan umat Islam.
Mari kita besarkan dan perjuangkan agenda umat Islam selanjutnya, bersama umat mendakwahkan dan menegakkan syariah dan khilafah, yg akan mengentaskan segala permasalahan politik yang menjadi penghulu permasalahan umat lainnya.
Allahu a'lam
Oleh: Rahmawan Puspawijaya [Sujanews.com]