"Malah suara beliau (Jokowi) agak tinggi kemarin karena saudara Ahok bicara seperti itu," kata Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (3/2).
Luhut menyebut Jokowi emosi lantaran sikap Ahok beserta tim kuasa hukumnya tak sesuai dengan upaya pemerintah menjaga demokrasi.
Dalam persidangan beberapa hari lalu, tim Ahok menyebut Ma'ruf tak jujur memberikan kesaksian terkait komunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Karena diduga memberikan kesaksian palsu, tim Ahok saat itu sempat berencana melaporkan Ma'ruf kepada Polri. Namun, tak berselang lama, Ahok langsung menyampaikan permintaan maaf kepada Ma'ruf melalui video.
Cerita di Rumah Ma'ruf
Peristiwa itu disebut menjadi alasan Luhut menghubungi Ma'ruf dan meminta waktu untuk bertemu. Luhut menyatakan pada dasarnya dirinya memiliki hubungan dekat dan sudah sering berkomunikasi dengan Rais Am PBNU itu sejak kepemimpinan Presiden keempat Abdurrahman Wahid.
"Kemarin saya lihat keadaan begitu, saya telepon beliau, janjian mau ketemu," tutur mantan Menko Polhukam ini.
Setibanya di kediaman Ma'ruf, Kapolda Irjen M. Iriawan dan Pangdam Jaya Mayjen Teddy Laksamana sudah berada di sana. Hal itu membuat dirinya tak berlama-lama di kediaman Ma'ruf. Keduanya hanya berbincang dan menyatakan ingin Indonesia aman dan tenang.
Pertemuannya juga sudah dilaporkan kepada Presiden tadi usai rapat terbatas dan mendapat respons positif. Jokowi, kata Luhut, tak mempermasalahkan siapapun menemui Ma'ruf dengan niat silaturahmi dan membuat ketenangan bangsa.
Luhut meminta pertemuannya dengan Ma'ruf dan komunikasi dengan Ketua PBNU Said Aqil Siradj tidak dipolitisasi, seakan-akan dirinya mendukung salah satu calon gubernur.
"Jangan dibawa ke mana-mana, seperti ada yang bilang saya belain sana-sini. Enggak ada," ucap Luhut.
Luhut memastikan Presiden Jokowi netral baik dalam kasus ini maupun Pilkada 2017. Luhut memastikan Jokowi dan dirinya tak mendukung calon tertentu dalam Pilkada. [Sujanews.com]