Fahri Hamzah Sebut Pemerintah Gunakan Kacamata “War on Terror” Hadapi Umat Islam

Fahri Hamzah Sebut Pemerintah Gunakan Kacamata “War on Terror” Hadapi Umat Islam

Sujanews.com —   Cara pikir yang salah dari pemerintah terhadap Islam dinilai sebagai pangkal kenapa ulama dikriminalisasi. Hal itu dikatakan Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah terkait dugaan kriminalisasi ulama dan aktivis Islam akhir-akhir ini.

Ia merasa, para pemimpin dan penegak hukum di Indonesia saat ini telah ter-brainwash oleh pemikiran “war on teror” pasca 911 di Amerika Serikat.

Hal itulah, menurut Fahri, yang membuat pemerintah memandang gerakan umat Islam belakangan ini sebagai garis keras, intoleran, berpotensi direkrut ISIS, dan sebagainya.

“Mereka tidak mengerti konsep Islam dan negara yang di Indonesia diintegrasikan. Sehingga kalau ada orang bicara agama dianggap garis keras,” ujarnya kepada wartawan di bilangan Tebet, Jakarta, Ahad (26/02/2017).

Padahal, Fahri mengungkapkan, hal tersebut bisa berdampak pada instabilitas umum yang tidak berhenti bahkan bisa menyebabkan perang saudara.

Karena itulah kriminalisasi kepada ulama, terangnya, memiliki bahaya yang besar terhadap eksistensi bangsa. Bukan saja kepada umat Islam tetapi juga kepada bangsa Indonesia.

“Itu sebabnya kita harus melawan kriminalisasi ini, karena ini datang dari pikiran yang salah,” imbuhnya.

Fahri menegaskan, umat Islam di Indonesia adalah umat yang kuat yang telah lahir dengan karakternya sendiri. Serta memiliki khazanah dan keakayaan sejarah luar biasa yang bisa menyelesaikan masalah keumatan bahkan negara lain.

“Harusnya kita itu tampil menjadi solusi dunia. Tapi kelompok-kelompok yang mengimpor sisa-sisa doktrin “war on teror” itu membuat seperti orang Barat yang salah paham tentang Islam,” tandasnya.

Salah satu pendiri Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) ini juga menyayangkan saat ini ada stigmatisasi teroris pada ulama, termasuk pada Ketua GNPF-MUI KH Bachtiar Nasir  hanya karena mengirimkan bantuan kemanusian untuk warga Suriah korban perang 6 tahun.


“Negara tidak boleh melakukan stigmatisasi teroris kepada Ustadz Bachtiar Nasir hanya karena bantuannya ke Suriah. Apalagi mengaitkan bantuan tersebut dengan kelompok ISIS,” katanya.

“Makanya saya mengatakan kalau Ustadz Bachtiar Nasir itu teroris, maka saya juga teroris. Dan banyak tokoh-tokoh Islam juga teroris. Sekalian aja tangkap semuanya, biar puas gitu loh. Biar kalau bisa semua orang Islam ini jadi teroris. Berdarah-darahlah kita ini, terbakar semuanya gitu,” tegasnya.  [Sujanews.com]