Saat ini kebanyakan petani lebih condong menggunakan pupuk kimia sebagai penunjang hal tanamnya agar berkualitas baik.
Namun jika hal tersebut dilakukan secara terus-menurus justru akan memberikan dampak yang kurang baik. Tidak hanya kualitas hasil tanam yang tidak ‘organik’ lagi, dampak negatid lainnya yang akan timbul adalah menurunya kualitas tanah sebagai media tanam.
Melihat kondisi tersebut, sekelompok mahasiswa Pertanian Universitas Brawijaya membuat pupuk yang terbuat dari mikroorganisme dan sampah organik bernama teh kompos.
Ika bersama empat rekannya, yakni Muhammad Esa Nur Islami, Like Mutiaristi, Luqman Bassa Ramadhani, dan Nabilah Marhah, membuat pupuk teh kompos dari sampah organik. Kemudian, sampah organik tersebut terlebih dahulu dibuat kompos. Setelah itu, kompos yang dilarutkan dalam air kemudian diberi mikroorganisme berupa bakteri tricoderma dan azotobater, serta jamur.
“Dengan menggunakan bahan-bahan alami berupa mikroorganisme, maka bisa menguntungkan tanah dan tanaman. Selain itu, bisa memanfaatkan penggunaan sampah organik yang selama ini dibuang dan pemanfaatannya kurang,” kata Ika dikutip dari laman Okezone, Minggu (15/1/2017). [Sujanews.com]