Tindakan nekat itu disinyalir disokong oleh konglomerat aseng, jaringan media kaum kafir (Kompas) dan PDIP yang memiliki kerjasama strategis dengan Partai Komunis Cina. Atau kini dikenal dengan julukan kelompok "ALIANSI TIRANI MINORITAS (ATM)".
Kelompok ATM tersebut gusar lantaran umat Islam bangkit dalam gerakan solidaritas untuk menuntut keadilan atas kasus penistaan Al Qur’an oleh Ahok, skandal BLBI, kasus TKA ilegal asal Cina, penyelundupan Narkoba besar-besaran dari Cina dan sebagainya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Kapolda Jabar Irjen Anton Chariliyan dan Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan, menjadi sorotan dan kecaman jutaan umat Islam. Mereka dinilai sangat arogan, diskriminatif, bobrok dan semena-mena.
Bermula dari tudingan makar untuk menangkap para tokoh aktivis dan Jenderal (Purn) TNI, upaya kriminalisasi Habib Rizieq hingga dugaan konspirasi menjerat Cawagub DKI Sylviana Murni dalam kasus Bansos dengan motif politik.
Rangkaian kriminalisasi itu makin menjadi-jadi dan mulai menyulut kemarahan rakyat. Namun kelompok ATM makin gencar menunjukan kebencian membabi-buta kepada ulama dan umat Islam, bahkan terkesan ingin menyulut konflik horizontal.
Institusi Polri yang mestinya bertindak profesional dan mengayomi masyarakat, kini terjebak ditunggangi kelompok ATM. Diduga rela diperalat untuk melancarkan politik balas dendam kepada semua pihak yang anti Ahok dan berseberangan dengan rezim Jokowi.
Sikap permusuhan kepada umat Islam oleh kelompok Aliansi Tirani Minoritas (ATM) ini bukan sesuatu yang baru. Namun grand skenario mereka telah terbaca sejak Jokowi menjadi Gubernur DKI dan tampil sebagai Presiden.
Ahok adalah representasi dari kepentingan kelompok ATM untuk menunjukan keperkasaan tirani minoritas dihadapan jutaan umat Islam. Mereka menguasai berbagai sentra ekonomi, jaringan media massa dan mengendalikan oknum penegak hukum.
Berbagai fakta ketidakadilan tanpa henti dilakukan untuk menyudutkan umat Islam dan melecehkan ajaran suci Al Qur’an. Lebih biadab lagi, umat Islam difitnah secara keji dengan tudingan radikalisme, terorisme, intoleran dan anti kemajemukan.
Fitnah keji itu sebagai target kriminalisasi kepada Imam Besar FPI Habib Rizieq dan sejumlah ulama yang tergabung dalam GNPF-MUI. Jika skenario tersebut berjalan mulus maka tokoh-tokoh Islam lainnya akan dikriminalisasi dengan menghalalkan segala cara.
Kejahatan kelompok ATM tidak boleh dibiarkan, umat Islam harus bangkit melakukan perlawanan. Bersatu, turun ke jalan bersama ulama dan ormas-ormas Islam untuk selamatkan NKRI dari tirani minoritas !
Faizal Assegaf
Ketua Progres 98 *** [Sujanews.com]