Ade Armando: 'Allah melarang Umat Islam Pilih Pemimpin Nasrani' adalah Pernyataan 'Bohong'

Ade Armando: 'Allah melarang Umat Islam Pilih Pemimpin Nasrani' adalah Pernyataan 'Bohong'

Sujanews.com —  Ade Armando kembali membuat sensasi. Setelah tantangan mubahalah bid'ah karena dilakukan di dunia maya, tidak sesuai syariat, dan menolak saat diajak ketemuan, laki-laki pembela Ahok ini berani mengatakan bohong terhadap salah satu penafsiran ulama terhadap ayat-ayat Al-Qur'an.

Unggahan kontroversialnya ini dimulai dengan kalimat penghakiman yang sangat nyata.

"Keputusan tentang apakah kasus Ahok akan diteruskan ke tahap penyidikan dan apakah Ahok akan menjadi tersangka, mungkin akan ditentukan besok. Saya sendiri percaya, kalau keputusan diambil secara rasional dan objektif, seharusnya Ahok besok dibebaskan dari gugatan," tulis salah satu dosen UI di akun fesbuknya pada Selasa (15/11) pagi.

Hal itu dia nyatakan karena dua analisa yang disampaikan dalam kelanjutan statusnya.

Pertama, sekarang sudah terungkap secara jelas bahwa Al-Maidah 51 memang tidak memuat perintah Allah untuk tidak memilih pemimpin Nasrani. Ini cuma soal interpretasi beragam.

Atas argumennya itu, ia menuduh orang-orang yang tidak sepakat dengannya dengan tuduhan bohong atau tidak jujur.

"Jadi kalau ada pernyataan bahwa dalam Al-Maidah 51 Allah melarang umat Islam memilih pemimpin Nasrani, itu adalah pernyataan yang 'bohong' atau 'tidak jujur,'" tegas Ade.

Kedua,  sangat jelas bahwa Ahok menyebut Al-Maidah 51 tidak dalam konteks menghina Al-Quran dan ulama. Apalagi secara 'sengaja menghina'.

Ia juga menyatakan bahwa jika Ahok dinyatakan bersalah maka penegak hukum tidak bersifat rasional dan tidak objektif.

"Jadi kalau keputusan diambil secara rasional dan objektif, seharusnya Ahok bebas," tutur Ade.

Sebagai pamungkas, ia justru menimbulkan perpecahan dengan menyebutkan kelompok-kelompok radikal dan anti-Ahok dalam kasus penistaan Agama yang digelar perkaranya hari ini.

"Dan saya sih percaya, Jokowi dan kepolisian cukup kokoh untuk menolak tekanan kelompok-kelompok radikal dan kelompok-kelompok anti-Ahok yang mengidamkan kekalahan Ahok dalam Pilkada DKI," pungkas Ade. [tbwSujanews.com