Hal itu diungkapkan Jokowi saat menjadi pembicara utama dalam forum bisnis di Hotel Shangri-La Jing'an, Shanghai, China, Sabtu (3/9/2016). Ratusan pelaku usaha asal Negeri Tirai Bambu hadir dalam acara itu.
"Di Indonesia, kami tidak memiliki sikap pesimistis. Di balik tantangan, ada kesempatan untuk membangun ekonomi kami, kesempatan untuk membuat ekonomi kami menjadi lebih berkelannjutan, kesempatan untuk meningkatkan ekonomi kami agar tersedia lapangan pekerjaan bagi para pekerja kami," ujar Jokowi sebagaimana dikutip dari siaran pers resmi Istana.
Salah satu bentuk optimisme pemerintah Indonesia di dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah dengan membangun infrastruktur secara masif.
"Untuk menghadapi perlambatan ekonomi tersebut, sejak menampuk pemerintahan, kami langsung meluncurkan program pembangunan infrastruktur terbesar dalam sejarah di negeri kami," ujar Jokowi.
Selain itu, pemerintah juga melakukan deregulasi supaya siapapun dapat berinvestasi dengan mudah. Hingga kini, pemerintah telah menelurkan 13 paket kebijakan ekonomi yang bertujuan meningkatkan investasi di tanah air.
Hasilnya pun cukup memuaskan. Periodisasi empat bulan terakhir pada 2015, Gross Domestic Product (GDP) Indonesia meningkat dari 4,9 persen menjadi 5,08 persen.
Dua bulan pertama di 2016, GDP sempat turun menjadi 4,91 persen, namun naik lagi pada dua bulan berikutnya menjadi 5,18 persen.
Oleh sebab itu, Jokowi mengundang pengusaha China untuk berinvestasi di Indonesia. Presiden menjamin akan memberi kemudahan bagi para investor saat menanamkan uangnya di tanah air.