Erdogan, seperti dilansir Reuters, Ahad (21/8/2016) mengutuk serangan tersebut. Insiden tersebut terjadi ketika sekelompok orang merayakan sebuah pesta pernikahan. Selain menewaskan 30 orang, kejadian tersebut juga melukai 94 orang lainnya.
Turki telah menghadapi serangkaian serangan yang mengancam keamanan dari ISIS baik di dalam negeri maupun di perbatasan dengan Suriah. Selain itu,Turki juga mendapat ancaman keselamatan dari Kurdistan Workers Party yang merupakan kelompok militan Kurdi.
Saat ini Turki masih berusaha bangkit setelah kudeta gagal di mana sejumlah pasukan pembelot mengkomandoi serangan menggunakan tank dan jet guna menggulingkan pemerintah. Turki menuduh seorang tokoh yang saat ini mengasingkan diri di Amerika, Fethullah Gulen, berada di balik kudeta 15 Juli lalu. Namun, Gulen menyangkal tuduhan tersebut.
Sebelumnya, tiga orang anggota ISIS juga diduga melakukan aksi pemboman yang menewaskan 44 orang di bandar udara utama di Istanbul. Serangan ini menjadi yang paling mematikan di antara serangkaian serangan lainnya yang mengancam Turki tahun ini.
Pelaku bom bunuh diri juga diketahui menewaskan 95 orang pada Oktober tahun lalu ketika mereka menyerang sebuah kampanye pro-Kurdi dan aktivis buruh di luar stasiun utama Ankara.