Jokowi pun selaku Presiden RI seolah tidak mampu berkutik saat Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok “berulah”. “Politik saat ini nampaknya telah bergesera menjadi industri. Jokowi dan Ahok, misalnya. Mereka itu kan sangat dekat. Dan keduanya kemungkinan tidak akan lepas dari para pemilik modal,” kata pengamat, Ubeidillah Badrun, beberapa waktu lalu di Cikini, Jakarta.
Sehingga jangan aneh bila keduanya seakan memegang rahasia yang publik tidak tahu. Bahkan masyarakat pun ada yang menisbatkan bahwa keduanya saling sandera dalam politik. “Tentu saja Ahok memegang rahasia Jokowi. Pun sebaliknya. Karena kan terlihat saling tahu. Saling sandera pula kelihatannya. Dan itulah yang membuat Jokowi diam seribu bahasa soal kebijakan-kebijakan Ahok,” tambahnya.
Selain itu, ada info yang mengejutkan bahwa jika Ahok tidak menjadi Gubernur, maka ia akan diangkat sebagai menteri. Tidak tanggung-tanggung, Ahok yang dikenal inkonsisten oleh beberapa pengamat ini akan menduduki jabatan menteri ESDM.
“Ahok akan diangkat menjadi menteri ESDM? Saya kira jika benar, maka itu lahan strategis dan basah. Bisa saja nanti ke depannya Ahok mempunyai peluang di 2019. Karena Ahok juga kan mempunyai kepentingan politik,” katanya.
Memang saat ini, untuk Kementerian ESDM belum ada orang yang memimpinnya. Sementara ini sebagai plt adalah Luhut Binsar Panjaitan. Dan kekosongan ini akibat menteri yang diangkat beberapa waktu lalu mempunyai identitas dua kewarganegaraan, yakni Archandra Tahar.