Seperti diketahui pada ulang tahun Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ke-22 yang juga diisi dengan pemberian penghargaan bagi LGBTIQ, Sabtu (27/8/2016) lalu Menag Lukman hadir dan memberi pidato kebudayaan.
Menag Menanggapi kontroversi ini. Dalam siaran persnya, Selasa (30/8/2016), Menag mengakui jika ia hadir pada acara tersebut dan menyampaikan orasi kebudayaan. Namun, dia tak mengetahui jika pada acara itu ada pemberian penghargaan bagi komunitas LGBTIQ.
“Ternyata dalam acara itu juga diberikan tiga award, (Tasrif Award utk kategori lembaga/komunitas yang paling gigih memperjuangkan hak-haknya, Udin Award untuk wartawan yang paling gigih dengan liputan atau kehormatan profesinya, dan SK Trimurti Award utk perempuan yang gunakan media untuk berjuang),” jelas Lukman.
Menag Lukman melanjutkan, “Saya dan semua hadirin tak ada yang tahu siapa yang akan mendapatkan award di masing-masing kategori itu, sampai diumumkan pada malam itu. Ternyata yang menjadi pemenang untuk memperoleh Tasrif Award adalah Komunitas LGBTIQ dan IPT.”
Menag menegaskan bahwa ia tidak bisa melakukan intervensi terhadap penetapan penerima penghargaan. “Saya tentu tak bisa intervensi apapun terhadap penetapan award yang masing-masing dilakukan oleh tim penilai tersendiri,” kata Menag.
Dalam orasinya, jelas Menag, dirinya tidak menyingung sama sekali soal pemenang award. "Isi orasi saya justru mengingatkan media agar bersifat obyektif dan mengacu pada konstitusi NKRI yang masyarakatnya beragam," tegas Lukman.
Sebelumnya, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) memberikan penghargaan bergengsi Suardi Tasrif Award 2016 pada Forum LGBTIQ dan Kelompok International People Tribunal (IPT) 1965 pada peringatan ulangtahun ke-22 AJI Indonesia di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Jumat (26/8/2016) lalu.*