Menurutnya, Jakarta sebelumnya mendapat predikat buruk “Kota Paling Berbahaya”. "Kini Lembaga Studi Internasional Castrol Magnetec Stop-Start melalui Traffic Jam Index telah menobatkan predikat buruk lain: 'Jakarta menjadi Kota paling macet se-Dunia'."
Ia, lanjutnya, pengamat Transportasi Publik Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna tak terkejut dengan rekor buruk ini. "Menurutnya, kebijakan Pemprov DKI belum mencapai solusi maksimal. Masalahnya, setiap ganti Gubernur, kebijakan selalu berganti. Yayat mencontohkan soal pembangunan Mass Rapid Transit (MRT)."
Program itu sebenarnya sudah direncanakan dari tahun 1974. Namun seiring pergantian Gubernur selalu ada perubahan kebijakan yang membuat lambatnya proyek MRT.
"Bahkan sampai detik ini, warga Jakarta masih bermimpi memiliki moda transportasi massal itu."