SujaNEWS.com — Meski negeri kita melimpah dengan buah-buahan, kesadaran untuk menjadikan buah-buahan sebagai bagian dari konsumsi sehari-hari masih rendah. Padahal buah menawarkan fungsi yang amat penting bagi tubuh kita.
Saat kita lapar dalam sebuah perjalanan, misalnya, yang kita cari pertama kali umumnya makanan berat berkarbohidrat yang mengenyangkan perut, bukan mencari buah-buahan. Memang dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang Indonesia menganggap buah sebagai sekadar pencuci mulut sehabis makan yang boleh ada boleh tidak.
Hal di atas masih diperburuk dengan membeludaknya berbagai iklan minuman yang menawarkan produk yang seolah-olah menawarkan pengganti yang sempurna dan praktis dari buah-buahan itu (bahkan umumnya diklaim lebih hebat, karena sudah ditambah vitamin ini-itu).
Kaya manfaat
Kalau ditanya, hampir semua orang akan bilang buah itu bermanfaat buat tubuh kita. Tapi kenapa ia bermanfaat? Menurut Ir. Arif Hartoyo Msi., dosen dan peneliti ilmu dan teknologi pangan (ITP) IPB Bogor, buah bermanfaat karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan dioksidan. Yang kesemuanya diperlukan oleh tubuh.
Meski begitu, bukan berarti mengonsumsi buah saja akan menjamin kecukupan gizi buat tubuh kita. “Hanya mengonsumsi buah saja, sama sekali tidak cukup untuk kebutuhan tubuh,” terang Arif. “Kalau jumlahnya banyak, memang tidak masalah. Namun seberapa besar sih, kita mengonsumsi buah?”
Data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004 menyebutkan, 60,44% masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi satu porsi buah setiap harinya. Padahal, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) merekomendasikan sedikitnya setiap orang harus mengonsumsi tiga porsi buah per hari. Sedangkan data yang dikeluarkan Departemen Pertanian, pada tahun 2007 tercatat tingkat konsumsi buah masyarakat Indonesia sekitar 30,18 kg per tahun.
Lalu, apa yang dikandung buah? Buah yang beraneka itu ternyata juga mengandung komposisi vitamin, mineral, serat atau dioksidan beragam pula. “Ada juga buah yang mengandung vitamin A, misalnya, yang larut air, dan itu tidak bagus jika terlalu banyak dimasukan ke dalam tubuh. Jadi, apakah mengonsumsi buah saja bisa mencukupi kebutuhan tubuh, itu tergantung sudah mengonsumsi apa kita sebelumnya.”
Namun, menurut Arif, bisa saja kita hidup dengan mengonsumsi buah-buahan saja Arif tidak memberikan batasan buah apa saja. “Buah apa saja, asal yang segar. Yang patut menjadi catatan adalah jumlahnya yang harus benar-benar mencukupi!” terangnya lagi.
Konsumsi buah dengan jumlah yang tidak mencukupi, akan mengundang berbagai kemungkinan buruk. Misalnya, tubuh bisa menjadi drop karena kekurangan tenaga. Sebaliknya, konsumsi buah yang cermat dan tertakar akan menghasilkan manfaat yang terarah juga. Buah, selain bisa menjadi saran pencegah penyakit, juga bisa dimanfaatkan sebagai alat pengatur berat badan.
Mengatur berat badan? “Betul sekali. Buah itu mengandung serat pangan. Serat ini bisa mengikat lemak yang tidak diserap oleh tubuh. Makanya, kita dianjurkan memakan buah setelah makan. Makanya, setelah makan daging, ada baiknya kita segera mengonsumsi buah,” urai Arif.
Tak harus mahal
Sebaiknya, jika kita ingin menjadikan buah-buahan sebagai menu utama makanan kita sehari-hari, Arif menganjurkan agar kita memilih buah-buahan yang berwarna, anggur, misalnya. “Ini dikarenakan anggur mempunyai kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang layak.”
Untungnya, buah yang kaya manfaat itu bukan cuma anggur, yang relatif mahal ketimbang buah lainnya. “Banyak buah-buahan yang murah juga memenuhi syarat untuk hal ini, misalnya saja, pepaya.”
Mengingat kandungannya yang macam-macam itu, bagaimanakah cara terbaik mengonsumsinya? Mesti dikupas, dimakan langsung dibikin jus, atau bagaimana? Di sini kita dapati beredarnya beberapa pemahaman dan keraguan dalam masyarakat. Kalau makan apel, misalnya, lebih baik yang mana, dikupas dulu atau dimakan dengan kulitnya?
“Sebenarnya persoalannya bukan itu,” kata Arif sedikit tertawa. “Yang harus kita perhatikan adalah, karena misalnya ketika diproduksi di kebun, buah-buahan itu hampir pasti selalu menggunakan insektisida.” Nah, tentunya Anda tak ingin obat antiserangga itu ikut masuk ke perut Anda. “Kalau kita merasa aman dan yakin bahwa buah-buahan itu bersih, segar, dan aman,” kata Arif, “maka tidak masalah mengonsumsi dengan kulitnya. Namun kalau kita khawatir, ya, sebaiknya dikupas saja.”
Bagaimana dengan jus buah-buahan? Apakah mengolah buah-buahan menjadi jus justru akan justru menghilangkan zat tertentu yang diperlukan tubuh? “Sama saja. Jus itu kan hanya mencairkan saja. Tidak masalah. Kecuali jika kita hanya mengambil airnya saja, maka dipastikan ada bagian-bagian yang tak akan kita dapatkan,” terang Arif.
Arif sangat menganjurkan agar kita memakan buah-buahan yang segar secara langsung saja, bukan produk olahan. “Selama ini yang saya tahu, hanya ada satu produk olahan buah-buahan yang masih sangat bisa dikonsumsi oleh kita, justru yang diproduksi oleh salah satu perusahaan lokal di Indonesia. Itu bisa saya katakan kalau minuman itu diproduksi dari jeruk yang bagus,” kata Arif. “Sedangkan untuk produk luar dan dari perusahaan besar, sebagian besar memang buahnya masih ada, tapi sudah ditambah dengan flavour (rasa). Minuman olahan tersebut hanya cocok bagi mereka yang memang sibuk saja yang sudah tak punya waktu lagi mengolah buah-buahan secara langsung.”
Jelasnya, buah-buahan segar lebih dianjurkan dan memang itulah yang ideal bagi tubuh kita. Nah, bener nih, Anda sudah begitu sibuknya hingga tak sempat lagi menggigit buah?
Mengapa Harus Buah-buahan?
Seperti tubuh, buah mengandung banyak air. Sekitar 80 persen bagian buah adalah air. Demikian juga tubuh kita. Jadi, masuk akal jika buah disebut sebagai makanan yang tepat bagi kesehatan tubuh kita.
Buah-buahan bebas kolesterol. Kita tahu, terlalu banyak mengonsumsi kolesterol amat berbahaya bagi tubuh kita. Nah, buah bisa bikin Anda kenyang sambil menjauhkan Anda dari kolesterol jahat.
Mempertajam ingatan. Buah merupakan bahan bakar yang baik untuk otak kita. Mengonsumsi buah akan membuat otak lebih mudah menyimpan informasi dan mengingat kembali.
Berkhasiat. Banyak macam buah yang dianjurkan untuk dikonsumsi orang sedang sakit, misalnya jambu biji merah, kurma, pepaya, pisang, dan lain-lain. Itu karena buah merupakan sumber vitamin dan mineral penunjang kekebalan tubuh.
Kaya serat. Diet yang kaya serat akan mengatasi gangguan kesehatan seperti hipertensi, mencegah penyakit jantung, dan lain-lain. The American Heart Association menyarankan konsumsi 25-30 gram serat per hari, terutama dari buah-buahan dan sayuran.
Makanan paling alami. Buah enak dikonsumsi selagi segar. Tidak perlu diolah, tidak perlu ditambah bumbu. Sangat bersahabat dengan alam pula.
Nutrisi yang murah. Siapa bilang buah-buahan mahal? Untuk mereguk manfaat buah kita bisa makan buah-buah tropis yang mudah kita temukan dan murah, seperti mangga, pisang, jeruk, dan lain-lain. Vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen justru lebih mahal ketimbang buah segar, punya efek samping lagi.
Saat kita lapar dalam sebuah perjalanan, misalnya, yang kita cari pertama kali umumnya makanan berat berkarbohidrat yang mengenyangkan perut, bukan mencari buah-buahan. Memang dalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan orang Indonesia menganggap buah sebagai sekadar pencuci mulut sehabis makan yang boleh ada boleh tidak.
Hal di atas masih diperburuk dengan membeludaknya berbagai iklan minuman yang menawarkan produk yang seolah-olah menawarkan pengganti yang sempurna dan praktis dari buah-buahan itu (bahkan umumnya diklaim lebih hebat, karena sudah ditambah vitamin ini-itu).
Kaya manfaat
Kalau ditanya, hampir semua orang akan bilang buah itu bermanfaat buat tubuh kita. Tapi kenapa ia bermanfaat? Menurut Ir. Arif Hartoyo Msi., dosen dan peneliti ilmu dan teknologi pangan (ITP) IPB Bogor, buah bermanfaat karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan dioksidan. Yang kesemuanya diperlukan oleh tubuh.
Meski begitu, bukan berarti mengonsumsi buah saja akan menjamin kecukupan gizi buat tubuh kita. “Hanya mengonsumsi buah saja, sama sekali tidak cukup untuk kebutuhan tubuh,” terang Arif. “Kalau jumlahnya banyak, memang tidak masalah. Namun seberapa besar sih, kita mengonsumsi buah?”
Data hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2004 menyebutkan, 60,44% masyarakat Indonesia hanya mengonsumsi satu porsi buah setiap harinya. Padahal, Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization) merekomendasikan sedikitnya setiap orang harus mengonsumsi tiga porsi buah per hari. Sedangkan data yang dikeluarkan Departemen Pertanian, pada tahun 2007 tercatat tingkat konsumsi buah masyarakat Indonesia sekitar 30,18 kg per tahun.
Lalu, apa yang dikandung buah? Buah yang beraneka itu ternyata juga mengandung komposisi vitamin, mineral, serat atau dioksidan beragam pula. “Ada juga buah yang mengandung vitamin A, misalnya, yang larut air, dan itu tidak bagus jika terlalu banyak dimasukan ke dalam tubuh. Jadi, apakah mengonsumsi buah saja bisa mencukupi kebutuhan tubuh, itu tergantung sudah mengonsumsi apa kita sebelumnya.”
Namun, menurut Arif, bisa saja kita hidup dengan mengonsumsi buah-buahan saja Arif tidak memberikan batasan buah apa saja. “Buah apa saja, asal yang segar. Yang patut menjadi catatan adalah jumlahnya yang harus benar-benar mencukupi!” terangnya lagi.
Konsumsi buah dengan jumlah yang tidak mencukupi, akan mengundang berbagai kemungkinan buruk. Misalnya, tubuh bisa menjadi drop karena kekurangan tenaga. Sebaliknya, konsumsi buah yang cermat dan tertakar akan menghasilkan manfaat yang terarah juga. Buah, selain bisa menjadi saran pencegah penyakit, juga bisa dimanfaatkan sebagai alat pengatur berat badan.
Mengatur berat badan? “Betul sekali. Buah itu mengandung serat pangan. Serat ini bisa mengikat lemak yang tidak diserap oleh tubuh. Makanya, kita dianjurkan memakan buah setelah makan. Makanya, setelah makan daging, ada baiknya kita segera mengonsumsi buah,” urai Arif.
Tak harus mahal
Sebaiknya, jika kita ingin menjadikan buah-buahan sebagai menu utama makanan kita sehari-hari, Arif menganjurkan agar kita memilih buah-buahan yang berwarna, anggur, misalnya. “Ini dikarenakan anggur mempunyai kandungan yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang layak.”
Untungnya, buah yang kaya manfaat itu bukan cuma anggur, yang relatif mahal ketimbang buah lainnya. “Banyak buah-buahan yang murah juga memenuhi syarat untuk hal ini, misalnya saja, pepaya.”
Segar atau olahan?
Mengingat kandungannya yang macam-macam itu, bagaimanakah cara terbaik mengonsumsinya? Mesti dikupas, dimakan langsung dibikin jus, atau bagaimana? Di sini kita dapati beredarnya beberapa pemahaman dan keraguan dalam masyarakat. Kalau makan apel, misalnya, lebih baik yang mana, dikupas dulu atau dimakan dengan kulitnya?
“Sebenarnya persoalannya bukan itu,” kata Arif sedikit tertawa. “Yang harus kita perhatikan adalah, karena misalnya ketika diproduksi di kebun, buah-buahan itu hampir pasti selalu menggunakan insektisida.” Nah, tentunya Anda tak ingin obat antiserangga itu ikut masuk ke perut Anda. “Kalau kita merasa aman dan yakin bahwa buah-buahan itu bersih, segar, dan aman,” kata Arif, “maka tidak masalah mengonsumsi dengan kulitnya. Namun kalau kita khawatir, ya, sebaiknya dikupas saja.”
Bagaimana dengan jus buah-buahan? Apakah mengolah buah-buahan menjadi jus justru akan justru menghilangkan zat tertentu yang diperlukan tubuh? “Sama saja. Jus itu kan hanya mencairkan saja. Tidak masalah. Kecuali jika kita hanya mengambil airnya saja, maka dipastikan ada bagian-bagian yang tak akan kita dapatkan,” terang Arif.
Arif sangat menganjurkan agar kita memakan buah-buahan yang segar secara langsung saja, bukan produk olahan. “Selama ini yang saya tahu, hanya ada satu produk olahan buah-buahan yang masih sangat bisa dikonsumsi oleh kita, justru yang diproduksi oleh salah satu perusahaan lokal di Indonesia. Itu bisa saya katakan kalau minuman itu diproduksi dari jeruk yang bagus,” kata Arif. “Sedangkan untuk produk luar dan dari perusahaan besar, sebagian besar memang buahnya masih ada, tapi sudah ditambah dengan flavour (rasa). Minuman olahan tersebut hanya cocok bagi mereka yang memang sibuk saja yang sudah tak punya waktu lagi mengolah buah-buahan secara langsung.”
Jelasnya, buah-buahan segar lebih dianjurkan dan memang itulah yang ideal bagi tubuh kita. Nah, bener nih, Anda sudah begitu sibuknya hingga tak sempat lagi menggigit buah?
Mengapa Harus Buah-buahan?
Seperti tubuh, buah mengandung banyak air. Sekitar 80 persen bagian buah adalah air. Demikian juga tubuh kita. Jadi, masuk akal jika buah disebut sebagai makanan yang tepat bagi kesehatan tubuh kita.
Buah-buahan bebas kolesterol. Kita tahu, terlalu banyak mengonsumsi kolesterol amat berbahaya bagi tubuh kita. Nah, buah bisa bikin Anda kenyang sambil menjauhkan Anda dari kolesterol jahat.
Mempertajam ingatan. Buah merupakan bahan bakar yang baik untuk otak kita. Mengonsumsi buah akan membuat otak lebih mudah menyimpan informasi dan mengingat kembali.
Berkhasiat. Banyak macam buah yang dianjurkan untuk dikonsumsi orang sedang sakit, misalnya jambu biji merah, kurma, pepaya, pisang, dan lain-lain. Itu karena buah merupakan sumber vitamin dan mineral penunjang kekebalan tubuh.
Kaya serat. Diet yang kaya serat akan mengatasi gangguan kesehatan seperti hipertensi, mencegah penyakit jantung, dan lain-lain. The American Heart Association menyarankan konsumsi 25-30 gram serat per hari, terutama dari buah-buahan dan sayuran.
Makanan paling alami. Buah enak dikonsumsi selagi segar. Tidak perlu diolah, tidak perlu ditambah bumbu. Sangat bersahabat dengan alam pula.
Nutrisi yang murah. Siapa bilang buah-buahan mahal? Untuk mereguk manfaat buah kita bisa makan buah-buah tropis yang mudah kita temukan dan murah, seperti mangga, pisang, jeruk, dan lain-lain. Vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen justru lebih mahal ketimbang buah segar, punya efek samping lagi.