"Kalau anda tidak setuju dengan fikiran dan tindakan saya, maka berikanlah kesempatan pada saya agar bisa BERPOLEMIK DENGAN ANDA DAN REKAN-REKAN DARI TEMPO.
Seharusnya anda jangan menyebutkan bahwa fikiran Kivlan Zen sudah berkarat. Itu artinya bahwa anda telah menyerang pribadi saya dan bisa saja dituntut secara hukum.
Mari kita berdiskusi dan berdebat terbuka baik anda maupun seluruh awak media dan penulis yang ada di TEMPO," kata Kivlan Zein yang dituangkan dalam SURAT TERBUKA yang diposting di laman Facebooknya, Jumat (20/5/2016).
Tantangan Kivlan ini ternyata sampai ke Goenawan Mohamad, yang kemudian dibalas lewat Twitternya @gm_gm.
"Kivlan menantang saya polemik. Baiklah. Syaratnya: silakan ia tulis buku ttg Marxisme yg bagus, akan saya tanggapi. Supaya debat bermutu...," cuit Goenawan, Minggu (22/5).
Jawaban Goenawan ini tentu ditertawakan netizen.
Beragam respons muncul dari pengguna Twitter. Ada yang menganggap Goenawan memunculkan syarat tersebut, sebagai jawaban menghindar, atau ngeles. Sementara itu, ada pengguna lain yang menganggap syarat sebelum debat dengan menulis buku itu dianggap sebagai cara Goenawan menghindari debat dengan Kivlan.
"@gm_gm cara menghindari debat: buat syarat yang butuh waktu lama terpenuhi. #ingatumur," tulis akun @hazbyihsany.
"@gm_gm org pintar tentu tahu apa arti debat, kok lari ke buku ya om.. buku bs aja copy paste nnti nya haha.." komen akun @ibnuriizal.
"@gm_gm Merasa diri tinggi dan menganggap orang lain tidak layak berdiskusi dgnnya kalau tdk setara. Cocok mmg dgn sosok yg selalu dibelanya," cuit akun @fiyoplace.
Sementara netzien @crackshell13 menanggapi, "@gm_gm aneh benar. Searle tdk perlu mnulis buku ttg deconstruction utk brdebat dgn Derrida dan Derrida melayani. Ada-ada saja alasan brkilah."
"Mlipir khas cebong.." sindir @abiyyu_ghazy.